Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Tbk (PTPP) merevisi target nilai kontrak baru tahun ini menjadi Rp 45 triliun. Sebelumnya, emiten badan usaha milik negara (BUMN) ini menargetkan nilai kontak baru 2019 bisa mencapai Rp 50,3 triliun.
Direktur Utama PTPP Lukman Hidayat mengatakan, revisi target ini dilakukan karena beberapa pelaksanaan tender proyek dari pemerintah mundur. Apalagi, banyak tender dari sektor swasta ditunda atau bahkan dibatalkan.
"Tahun ini batal, tahun depan mungkin. Jadi itu pertimbangan kami sehingga perolehan kontrak baru kami turun dari Rp 50,3 triliun ke Rp 45 triliun," kata Lukman di Gedung Kementerian BUMN, Kamis (3/10). Hingga September 2019, nilai kontrak baru PTPP mencapai Rp 23 triliun.
Baca Juga: PTPP, Garuda, Telkom, dan Danareksa membangun BUMN Center senilai Rp 2 triliun
Lukman menambahkan, pihaknya telah memenangkan beberapa tender proyek, tetapi belum menerima dananya sehingga belum dimasukkan ke dalam perolehan kontrak baru. Beberapa diantaranya adalah proyek smelter alumina milik PT Borneo Alumina Indonesia di Mempawah, Kalimantan Barat yang dikerjakan oleh konsorsium PTPP, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan perusahaan asal China.
Beberapa waktu lalu, PTPP juga memenangkan proyek PT PLN untuk membangun dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Utara dengan nilai kontrak Rp 2,1 triliun. Kemudian, PTPP juga mendapat proyek untuk membangun tol Semarang-Demak yang nilai investasi mencapai sekitar Rp 15,3 triliun dan akan dikerjakan oleh konsorsium PTPP dan WIKA. "Kami punya investasi juga dalam proyek tol tersebut, yakni lebih dari Rp 2 triliun," kata Lukman.
Baca Juga: PTPP dan PT KAI kerjasama bangun hunian TOD di Stasiun Juanda
Dengan adanya revisi kontrak baru tersebut, PTPP juga akan menurunkan target pendapatan tahun ini, yakni dari Rp 30 triliun menjadi Rp 28 triliun. Emiten konstruksi pelat merah ini juga akan menurunkan target laba.
Akan tetapi, Lukman belum bisa merinci perubahan proyeksi laba tersebut, sebab masih didiskusikan dengan komisaris perusahaan. Menurut dia, perhitungan revisi ini akan selesai akhir Oktober.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News