Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) membatalkan rencana penerbitan obligasi di tahun ini. Emiten konstruksi pelat merah ini memilih mencari pendanaan yang bisa mendorong peningkatan ekuitas, yakni lewat interim equity.
Selain akan mendapatkan penambahan ekuitas senilai Rp 4,41 triliun dari aksi rights issue yang akan segera digelar, PTPP juga menargetkan tambahan modal dari interim equity tahun ini sekitar Rp 1 triliun-Rp 2 triliun.
Interim equity merupakan dana yang diperoleh dari lembaga keuangan non bank (manajer investasi) yang selanjutnya diinvestasikan untuk proyek-proyek PTPP. Pendanaan tersebut tidak dikenakan bunga, melainkan menggunakan skema bagi hasil. Pendanaan semacam ini dikenal dengan istilah reksadana penyertaan terbatas (RDPT).
Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto mengatakan, pendanaan interim equity dipilih agar ekuitas perseroan bertambah dan ke depan bisa mempunyai ruang lebih besar untuk menambah pinjaman sebagai modal ekspansi. "Kalau memakai obligasi atau utang, otomatis kita enggak bisa meleverage pinjaman. Kalau pakai interim ini kita bisa nambah kapasitas utang sehingga kemungkinan untuk pendanaan lebih luas ke depan," jelasnya di Jakarta, Selasa (23/8).
Agus mengatakan, interim equity ditargetkan bisa didapatkan pada kuartal IV 2016. Saat ini, PTPP tengah menjajaki kerjasama lembaga pendanaan domestik untuk memanfaatkan peluang dana repatriasi seiring dengan program tax amensty.
Adapun skema bagi hasil yang akan ditetapkan perseroan dengan lembaga pendanaan tersebut nantinya akan tergantung hasil negosiasi keduanya. "Kami enggak bisa bilang persenan. Kami lihat dia kan punya posisi dan arah investasi dari investor dan kita akan negosiasi di situ rata-rata penghasilan proyeknya," jelasnya.
Aementara ini, PTPP berencana mencari interim equity untuk menyuntik modal PP Energi. " Karena kebetulan PP Energi ini punya investasi yang cukup spektakuler nantinya. Saat ini kami sudah punya pembangkit di Meulaboh dan beberapa yang sedang dibidik saat ini," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News