Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Emiten konstruksi pelat merah PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) telah mengantongi kontrak baru Rp 13,3 triliun. Artinya, sepanjang semester I perseroan telah berhasil merealisasikan 49% dari target kontrak baru yang dipatok tahun ini.
Dalam enam bulan pertama ini, perolehan kontrak baru PTPP hampir separuh dari target. Ini mengalami kenaikan sebesar 58,3% dari periode yang sama tahun 2014 sebesar Rp 8,4 triliun
Sekretaris Perusahaan PTPP, Taufik Hidayat mengatakan perolehan kontrak baru ini belum termasuk dari kontribusi PT PP Properti (PPRO). "Data PPRO masih belum final," kata Taufik pada KONTAN akhir pekan ini.
Jika menghitung kontribusi PRRO hingga pertengahan Juni sebesar Rp 900 miliar, maka total kontrak baru yang berhasil dikantongi PTPP sepanjang semester I mencapai Rp 14,2 triliun atau 52% dari target.
Taufik mengatakan kontribusi proyek pemerintah masih sangat minim terhadap realisasi kontrak anyar tersebut yakni sekitar 15%. Sementara proyek swasta masih mendominasi yakni menyumbang 45% dan sisanya 40% berasal dari proyek BUMN.
Perolehan kontrak baru PTPP diantaranya proyek PLTG Gorontalo 100 MW senilai Rp 1,63 triliun. Perseroan mendapat proyek tersebut dari PT Perusahaan Listrik Negara.
Lalu ada proyek infrastruktur pemerintah seperti Jalan Tol Bawen-Solo Rp 339 miliar, Jalan Sibolga-Batas Tapsel di Sumatera Utara Rp 236 miliar, Sabodam Merapi Rp 61 miliar dan Jalan Tol Solo-Kertosono (lanjutan) Rp 55 miliar.
Selain itu, proyek Reklamasi Mandala City di Makassar sebesar Rp 2,5 triliun, Pelabuhan Kuala Tanjung Rp 897 miliar, St. Moritz di Makassar Rp 576 miliar, One Otium Residence Antasari di Jakarta Rp 472 miliar, dan Manhattan Greenland sebesar Rp 351 miliar.
Tahun depan perseroan berharap mendapatkan suntikan modal dari pemerintah berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 2 triliun. PTPP berencana menerbitkan saham baru melalui mekanisme Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue sehingga dapat meningkatkan ekuitas perseroan.
Dengan peningkatan tersebut, PTPP akan memprioritaskan investasi dalam pembangunan proyek power plant dan pelabuhan.
Hingga akhir Juni 2015, serapan belanja modal perseroan masih sangat rendah yakni sebesar Rp 60 miliar dari anggaran belanja modal yang ditetapkan sebesar Rp 1,8 triliun. "Serapan tersebut baru untuk belanja anak usaha bangun precash," ujar Taufik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News