kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

PTBA masuk bisnis pembangkit listrik tenaga surya


Jumat, 28 Juli 2017 / 20:01 WIB
PTBA masuk bisnis pembangkit listrik tenaga surya


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Umur energi fosil mungkin tidak lama lagi seiring dengan semakin banyaknya inovasi dalam energi terbarukan. Sadar akan hal ini, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mulai mencoba bisnis pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengatakan, saat ini pihaknya telah mengikuti tender tiga proyek PLTS yang diadakan Perusahaan Listrik Negara (PLN). "Masing-masing PLTS memiliki kapasitas 30 megawatt (MW)," ujarnya, Jumat (28/7).

PTBA sudah memiliki salah satu modal utama untuk ikut tender tersebut, yakni lahan. Lahan tambang PTBA secara keseluruhan mencapai 93.000 hektare (ha). Dari luas sebesar itu, 30.000 ha diantaranya sudah tidak aktif.

Sebagian dari 30.000 ha itu memang sudah ada yang berubah jadi danau. Tapi, sekarang ada teknologi floating solar cell, panel tenaga surya yang bisa mengapung.

Sedikit gambaran, setiap 2 ha lahan bisa memproduksi listrik dengan kapasitas 1 MW. Anggaplah lahan seluas itu bisa sepenuhnya memproduksi listrik. Dus, potensi listrik yang bisa dihasilkan dari luas lahan bekas tambang PTBA itu bisa mencapai 15.000 MW.

Arviyan menambahkan, hingga saat ini soal teknologi itulah yang juga terus dikaji. Sebab, tidak semua panel surya juga cocok dengan iklim Indonesia. "Tapi, tekonologi kedepan kan yang pasti terus berkembang," kata Arviyan.

Arviyan belum bisa memberikan detil investasi untuk masuk ke bisnis ini. Namun, ia memastikan, nilai investasinya tidak lebih mahal dari investasi untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). "PLTS juga memiliki keunggulan biaya perawatan yang lebih murah," tambah Ariviyan.

Lantas, berapa nilai investasi untuk proyek PLTU?

Gambarannya bisa dilihat dari proyek PLTU Sumsel 8. Butuh investasi hingga US$ 1,6 miliar untuk membangun PLTU berkapasitas 2x620 MW tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×