kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.835   20,00   0,13%
  • IDX 7.204   70,13   0,98%
  • KOMPAS100 1.108   14,56   1,33%
  • LQ45 879   11,30   1,30%
  • ISSI 220   3,39   1,56%
  • IDX30 450   6,45   1,45%
  • IDXHIDIV20 543   7,54   1,41%
  • IDX80 127   1,87   1,49%
  • IDXV30 135   1,33   0,99%
  • IDXQ30 150   1,90   1,29%

PTBA masih tunggu peralihan IUP ke Bukit Asam Banko


Jumat, 06 Januari 2012 / 10:33 WIB
PTBA masih tunggu peralihan IUP ke Bukit Asam Banko
ILUSTRASI. Telkom (TLKM) menggunakan sebagian besar capex untuk pengembangan segmen mobile, khususnya 4G.


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) belum berniat membubarkan anak usahanya yang dibentuk bersama-sama dengan Rajawali Asia Resources, yaitu PT Bukit Asam Banko (BAB). "Opsi yang ada sampai saat ini adalah pengalihan IUP (izin usaha pertambangan) dari PTBA ke BAB," kata Sekretaris Perusahaan PTBA Hananto Budi Laksono saat dihubungi, Kamis (5/1) malam.

Tak heran, saat ini perusahaan pelat merah tersebut terus menunggu keluarnya Peraturan Pemerintah (PP) mengenai pengalihan IUP dari PTBA ke BAB. Awalnya, BAB dibentuk untuk melakukan pertambangan di tambang Banko, namun terganjal dengan keluarnya UU Nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan Mineral dan Batubara yang baru diterapkan. UU tersebut menyebutkan, yang berhak melakukan kegiatan usaha penambangan adalah pemilik Izin Usaha Pertambangan (IUP). Pemilik IUP Bangko adalah PTBA

Sebelumnya, Direktur Utama PTBA Milawarma sempat menyebutkan, BAB akan dibubarkan, dan nantinya PTBA akan membentuk anak usaha baru yang langsung menangani pertambangan di Banko. Setelah itu Rajawali Asia Resources akan mengambil sebagian saham dari anak usaha tersebut. Sehingga porsi kepemilikannya sama dengan yang saat ini ada di BAB, di mana PTBA menguasai 65%, dan sisanya dimiliki anak usaha Group Rajawali tersebut.

"Kami belum bisa pastikan kapan PP keluar, tapi kami harap secepatnya sebelum proyeknya dimulai. Kalau sekarang masih dalam tahap pembebasan lahan," lanjut Hananto.

Kelanjutan BAB memang masih dinanti, mengingat hal ini berhubungan dengan mega proyek PT Bukit Asam Transpacific Railways (BATR). Sekadar informasi, proyek BATR merupakan proyek patungan antara Grup Rajawali melalui anak perusahaannya Rajawali Asia Resources (90%), dan sisanya adalah PTBA (10%). Sedangkan China Railway Group Limited memiliki hak opsi kepemilikan 10%.

Proyek BATR akan menyelesaikan proyek kereta api batubara dari Tanjung Enim, Sumatera Selatan ke Bandar Lambung sepanjang lebih kurang 300 km yang melewati delapan kabupaten dan satu kotamadya.

Sebenarnya pada 18 November lalu, BATR telah meneken kerangka kesepakatan pendanaan (financing framework agreement) dengan China Development Bank (CDB) dan China Railways Group Limited

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×