Sumber: KONTAN |
JAKARTA. PT Tambang Bukit Asam Tbk (PTBA) berniat menggarap pertambangan batubara Meruwai, di Kalimantan Selatan, milik BHP Billiton. Kini, PTBA sedang melakukan uji tuntas (due dilligence) untuk mempelajari kelayakan areal pertambangan tersebut.
Baru-baru ini, PTBA dan BHP meneken perjanjian khusus (confidential agreement) mengenai penggunaan data-data pertambangan Meruwai. Data-data itu menjadi dasar PTBA untuk melakukan uji tuntas. "Dengan perjanjian ini, kami berhak menggunakan data-data pertambangan Meruwai milik BHP," kata Sukrisno, Direktur Utama PTBA kepada KONTAN, kemarin.
Proses uji tuntas ini akan berlangsung sekitar dua-tiga bulan. "Saya yakin dapat selesai akhir tahun ini," ucapnya.
Jika hasilnya memuaskan, PTBA siap mengakuisisi areal pertambangan itu. Soal pendanaan, tahun ini PTBA menyiapkan anggaran Rp 3 triliun untuk berbagai aksi korporasinya, termasuk Rp 1,5 triliun untuk membeli tambang batubara milik BHP.
Selain mengincar tambang milik BHP, BUMN penambang batubara ini juga sedang mengincar beberapa perusahaan batubara lainnya. "Itu lewat akuisisi beberapa tambang batubara lagi pada tahun depan," jelasnya.
Sebagai catatan saja, BHP memang berniat menutup usaha pertambangan batubara di Meruwai. Kabarnya, perusahaan tambang asal Australia sebenarnya tidak ingin menjual areal pertambangan di Kalimantan Selatan itu. Dia ingin menggandeng mitra strategis untuk menggarap pertambangan tersebut.
Nyatanya, sejumlah perusahaan tambang termasuk PTBA lebih berminat membeli. Selain PTBA, raksasa pertambangan asal Australia, Rio Tinto, kabarnya juga berminat terhadap tambang milik BHP itu. Bedanya, Rio Tinto berniat masuk ke Meruwai sebagai mitra BHP untuk menggarap pertambangan itu dan memasarkannya ke China.
Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham PTBA naik 0,47% menjadi Rp 14.200 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News