kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PTBA: Belum ada pemutusan kontrak dari India


Jumat, 13 September 2013 / 15:15 WIB
PTBA: Belum ada pemutusan kontrak dari India
ILUSTRASI. Warga melintas di depan gedung OCBC NISP Tower Jakarta, Rabu (22/4). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/22/04/2020


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Tekanan bagi emiten batubara belum usai. Bahkan, potensi tekanan kian besar mengingat India yang merupakan salah satu konsumen utama batubara tengah mengalami kemerosotan ekonomi terburuk sejak 20 tahun terakhir.

Pelemahan rupee yang terjadi belakangan ini dipicu oleh naiknya defisit transaksi berjalan, akibat tingginya impor energi, tak terkecuali batubara. Hasilnya, perusahaan energi di India memberikan sinyal untuk memangkas pembelian batubara, termasuk dari Indonesia.

Padahal, selama ini India membeli seperlima dari total ekspor batubara Indonesia. Indonesia menargetkan tahun ini mengekspor batubara sekitar 317 juta ton sampai dengan 400 juta ton.

Salah satu emiten Indonesia yang berpotensi terkena dampak dari gejolak ekonomi di India adalah PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA).

India merupakan salah satu negara tujuan ekspor batubara di bawah 5.000 kilo kalori per kilogram (Kcal/kg) anak usaha PTBA, yaitu PT Bukit Asam Prima (BAP).

Selama semester I 2013, BAP menjual 600.000 ton batubara ke India. Volume penjualan ini sebesar 7,5% dari total penjualan PTBA yang mencapai 8,8 juta ton.

"Tetapi, sejauh ini belum ada pembatalan kontrak," tandas Joko Pramono, Sekertaris Perusahaan PTBA, kepada KONTAN, Jumat (13/9).

Meski tidak ada pembatalan kontrak, bukan berarti dalam jangka panjang gejolak ekonomi di India tidak akan mempengaruhi kinerja PTBA.

Nah, untuk menghadapi risiko tersebut, paling tidak, manajemen wajib mencari pasar baru selain India. Sayang, Joko enggan mengungkapkan negara mana yang sedang dibidik perusahaan untuk menjadi klien baru.

Namun, Joko memastikan, kondisi di India belum akan menekan penjualan PTBA untuk jangka pendek. Keyakinan ini dilatarbelakangi oleh kedatangan 44 lokomotif dan 230 gerbong baru  dalam rangka peningkatan kemampuan angkutan KA dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan.

"Jadi, belum ada revisi target dan kami optimistis dapat merealisasikan rencana penjualan yaitu kurang lebih 20 juta ton di tahun 2013," ucap Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×