kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PSBB kembali diperketat, PZZA fokuskan penjualan delivery dan take away


Kamis, 10 September 2020 / 15:15 WIB
PSBB kembali diperketat, PZZA fokuskan penjualan delivery dan take away
ILUSTRASI. Karyawan salah satu gerai pizza menawarkan produk kepada warga yang melintas di Pondok Betung, Tangerang Selatan, Banten. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara ketatmulai Senin, 14 September 2020. Dengan adanya penerapan PSBB itu, sektor usaha rumah makan atau restoran tetap diperbolehkan dibuka tetapi tidak diperkankan melayani makan ditempat atau dine in

Menanggapi hal ini, emiten pengelola gerai Pizza Hut (PZZA) akan menutup seluruh gerainya untuk makan di tempat (dine in). PZZA akan fokus melayani delivery dan take away. 

"Kami memahami pandemi Covid-19 ini merupakan situasi bencana non-alam. Kami akan menjalankan kebijakan baik yang diterapkan oleh pemerintah pusat maupun daerah," jelas Sekretaris Perusahaan Sarimelati Kencana Kurniadi Sulistomo kepada Kontan.co.id, Kamis (10/9). 

Asal tahu saja, sebanyak 35% hingga 40% dari total gerai yang dimiliki oleh PZZA berada di wilayah DKI Jakarta. Ke depan PZZA akan lebih fokus meningkatkan penjualan delivery dan take away dengan memperkuat kerjasama berbagai pihak dan agregator. Di sisi lain, PZZA akan menggencarkan promosi untuk menggaet minat pelanggan membeli secara delivery maupun take away. 

Baca Juga: Ini panduan PSBB Jakarta secara lengkap

Selama enam bulan terakhir, Kurniadi mengamati konsumen memang cenderung melakukan pembelian secara delivery maupun take away. Hal ini terdorong keinginan masyarakat untuk menjaga kesehatan dan menghindari penularan Covid-19. 

Walau pelanggan yang melakukan pembelilan secara take away maupun delivery meningkat drastis, Kurniadi tidak memungkiri pendapatan dari dine in masih lebih besar. 

Melihat kondisi sejauh ini, Kurnadi masih belum bisa memberikan gambaran prospek kinerja PZZA ke depan. Yang jelas, pihaknya akan melakukan revisi terhadap target-target yang direncanakan. 

Adapun mengutip keterbukaan informasi mengenai dampak Covid-19 bulan Agustus 2020, diperkirakan total pendapatan dan laba bersih PZZA akan terpengaruh paling besar 25%. 

Sekadar informasi, berdasar laporan keuangan sepanjang tahun 2020, PZZA mengantongi penjualan hingga Rp 1,8 triliun, turun 7,2% year on year (YoY) dari sebelumnya Rp 1,94 triliun. Sementara laba periode berhalannya tercatat menurun lebih dalam menjadi Rp 10,48 miliar dari sebelumnya Rp 99,65 miliar atau turun 89,48% YoY. 

Selanjutnya: PSBB total berlaku, kinerja emiten semen bakal kian tertekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×