Reporter: Agus Triyono, Cindy Silviana Sukma | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Harga batubara menguat tipis. Pernyataan Badan Energi Internasional (IEA) soal batubara yang akan dijadikan sumber bahan bakar utama untuk memproduksi listrik di kawasan Asia Tenggara, menggantikan gas alam mengangkat pergerakan harga batubara.
Harga batubara untuk kontrak pengiriman November 2013, Rabu (2/10) pukul 17.15 WIB di ICE Futures, menguat 1,5% menjadi US$ 81 per meterik ton dibandingkan sehari sebelumnya. Penguatan ini sekaligus menghentikan koreksi harga yang telah terjadi empat hari terakhir.
Dalam paparan outlook energi di Asia Tenggara, Maria Van der Hoeven, Direktur Eksekutif IEA mengatakan, penggunaan batubara di negara-negara anggota ASEAN sampai dengan tahun 2035 akan mencapai 49% dari total kebutuhan bahan bakar untuk pembangkit listrik. Angka tersebut meningkat dari tahun 2011 yang sebesar 31%.
IEA memprediksi, permintaan energi di Asia Tenggara akan meningkat sekitar 1 miliar ton di 2035. Ini merepresentasikan lebih dari 10% penggunaan energi di dunia. Penggunaan gas alam akan naik 77% menjadi 250 miliar kubik meter di periode yang sama.
Sementara, konsumsi batubara akan meningkat jauh lebih tinggi dengan rata-rata pertumbuhan 4,8% per tahun. "Batubara akan digunakan sebagai bahan bakar pilihan di ASEAN karena pasokannya yang besar dan nilainya yang lebih ekonomis," kata Hoeven seperti dikutip Bloomberg.
Juni Sutikno, analis Phillip Futures mengatakan, proyeksi tersebut memberikan sentimen positif bagi harga batubara. Komoditas ini juga tertopang proyeksi permintaan batubara dari India, China dan Jepang yang akan meningkat.
Apelles RT Kawengian, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis dan Produk Monex Investindo Futures menambahkan, harga batubara belakangan ini juga mendapatkan topangan dari kenaikan harga minyak akibat krisis geopolitik di kawasan Timur Tengah. Selain itu, musim dingin yang berlangsung di sejumlah kawasan di dunia juga turut mendongkrak harga batubara saat ini.
Apelles dan Juni memperkirakan, penguatan harga batubara bisa kembali berlanjut hingga akhir tahun nanti. Namun, dalam sepekan ke depan, secara teknikal, Juni melihat, harga batubara masih akan bergerak mendatar. Ini terlihat dari harga yang selama dua pekan ini selalu bergerak di sekitar moving average (MA) 50. Pola pergerakan datar juga bisa dilihat dari posisi moving average convergence divergence (MACD) yang bergerak stabil di area 0.
Indikator stochastic bergerak dari area jenuh beli (overbought) 85, turun menuju level 75, memberikan sinyal akan terjadi tekanan harga.
Prediksi Juni, harga batubara dalam sepekan ke depan akan bergerak di kisaran US$ 79,93-US$ 83,2 per ton. Proyeksi Apelles, harga batubara bisa menguat di kisaran US$ 81,50- US$ 85 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News