Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Di sisi lain, Stefanus memperkirakan, impor batubara China dan India diperkirakan akan menurun dalam jangka menengah-panjang seiring kedua negara tersebut meningkatkan produksi dalam negerinya.
Selain itu, kebijakan China yang akan melanjutkan kebijakan impor untuk mendukung produksi dalam negerinya diyakini bakal mempengaruhi harga batubara global di masa depan.
Meskipun demikian, BRI Danareksa Sekuritas meyakini permintaan yang kuat akan datang dari negara-negara Asia Tenggara dan Asia Selatan, dan akan menopang harga batubara jangka panjang.
Baca Juga: Harga batubara memanas, HBA Januari 2021 melesat ke level US$ 75,84 per ton
“Secara khusus, permintaan setidaknya didorong oleh pembangkit listrik berbasis batubara yang akan dibangun di Vietnam dan Indonesia,” tulis Stefanus dalam riset, Rabu (23/12).
Sementara itu, curah hujan yang tinggi akibat fenomena La-Nina diperkirakan akan semakin memperketat produksi batubara di Indonesia pada tahun 2021.
Selanjutnya: Konglomerat Low Tuck Kwong kembali menambah kepemilikan saham Bayan Resources (BYAN)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News