kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.934   1,00   0,01%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Proyek Libra Facebook munculkan peta persaingan baru di uang digital


Rabu, 22 Januari 2020 / 20:21 WIB
Proyek Libra Facebook munculkan peta persaingan baru di uang digital
ILUSTRASI. ilustrasi kripto Facebook Libra.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek Libra, sebuah proyek stable coin yang disokong Facebook, membuat beberapa bank sentral waspada dan mengambil sikap. Libra sendiri merupakan proyek yang menjadikan mata uang digital dikaitkan dengan mata uang yang ada

Bank sentral Eropa, Inggris, Jepang, Kanada, Swiss, dan Swedia bertemu untuk membuat upaya pengembagan teknologi yang mata uang digital yang lebih baik. Langkah ini diambil sebagai upaya bisa bersaing dengan stable coin milik Facebook nantinya.

Baca Juga: Sejumlah bank sentral gelar pertemuan dan timbang penggunaan mata uang digital

COO Tokocrypto Teguh Harmanda menilai, peluncuran proyek Libra serta pertemuan beberapa bank sentral akan memunculkan peta persaingan baru di dunia digital currency.

“Saat ini tengah terjadi yang namanya currency war. Sehingga banyak pihak yang mencoba eksplor digital currency untuk proses perdagangan produk atau jasa masuk dan keluar dari negara tertentu,” ujar Teguh kepada Kontan.co.id, Rabu (22/1).

CEO Indonesia Digital Asset Exchange (INDODAX) Oscar Darmawan juga menyambut positif pertemuan bank sentral dunia tersebut. Menurutnya melihat dari tren-tren sebelumnya, langkah yang diambil dari bank sentral dilatarbelakangi semakin meningkatnya kesadaran dan ketergantungan masyarakat terhadap aset kripto.

“Meningkatnya penilaian masyarakat yang semakin positif cenderung akan berbanding lurus dengan meroketnya nilai aset kripto. Apalagi, jika pembahasan dari pertemuan beberapa bank sentral dunia mendorong mereka untuk berlomba-lomba dalam mengembangkan mata uang digitalnya sendiri,” terang Oscar.

Oleh sebab itu, dengan adanya pertemuan bank sentral dan membahas digital currency, Teguh memprediksi beberapa negara itu nantinya akan juga menerapkan stable coin. Hanya saja yang diterapkan adalah stable coin yang memiliki underlying aset tertentu, seperti mata uang lokal misalnya.

Baca Juga: China meloloskan aturan kriptografi menyambut rilis mata uang digital

Teguh menilai stable coin juga bisa dilirik sebagai aset investasi di masa depan. Beberapa stable coin yang bisa dijadikan sebagai investasi adalah Digix yang memiliki underlying emas. Sementara stable coin yang punya underlying mata uang adalah USDT dan USDC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×