kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyek jalan tol dan holding BUMN hotel jadi katalis Wijaya Karya (WIKA)


Kamis, 04 Maret 2021 / 07:00 WIB
Proyek jalan tol dan holding BUMN hotel jadi katalis Wijaya Karya (WIKA)


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dalam proses penyelesaian proyek besar dalam dua tahun ini yakni tahun 2021-2022.Tak hanya itu, WIKA juga akan diuntungkan berkat terpilihnya WIKA menjadi holding BUMN hotel. 

Proyek tersebut diantaranya tol Cengkareng - Kunciran yang diharapkan selesai pada kuartal I tahun 2021 dengan nilai proyek Rp 2,82 triliun. Selain itu, WIKA juga memiliki proyek jalan tol lain yakni Serang - Panimbang dengan nilai kontrak Rp 3,31 triliun. Proyek jalan tol Serang - Panimbang ini diharapkan selesai pada kuartal III hingga kuartal IV tahun ini. 

Proyek besar lain yang sedang dikembangkan WIKA adalah HSR (High Speed ​​Railway) dan diharapkan bisa mulai dioperasikan pada tahun 2022. Pada Januari 2021, kemajuan pembangunan proyek ini 62,24%. "Kami yakin meski dalam situasi pandemi WIKA tetap ada berkomitmen tinggi dalam mengembangkan proyek-proyek besarnya, meskipun kecepatannya lebih lambat dari yang diharapkan," terang Maxi Liesyaputra analis BNI Sekuritas dalam riset pada 1 Maret 2021. 

Baca Juga: Ekuitas Wika Realty bertambah Rp 4,2 triliun setelah holding hotel BUMN rampung

Tahun 2021, BNI Sekuritas memperkirakan, target kontrak baru WIKA mencapai Rp 40,13 triliun. Sementara pada tahun 2020, WIKA membukukan kontrak baru sebanyak Rp 23,37 triliun. Angka ini memenuhi 71,7% dari target. 

"Optimisme itu didasarkan pada beberapa hal, seperti peningkatan anggaran infrastruktur sebesar Rp 417,8 triliun dari Rp 281,1 triliun di tahun 2020 atau naik 49%," jelas Maxi dalam riset. Faktor lainnya adalah stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk proyek pengembangan infrastruktur. Total anggaran PEN adalah Rp 553 triliun di tahun 2021. 

WIKA berencana menerbitkan obligasi Rp 3 triliun pada bulan ini. Penerbitan surat utang ini merupakan bagian dari obligasi berkelanjutan I tahap I senilai Rp 5 triliun. Pada tahap I, WIKA telah merilis obligasi Rp 2 triliun terdiri dari obligasi konvensional sebesar Rp 1,5 triliun dan sukuk Rp 500 miliar pada Desember 2020. 

Baca Juga: Wika Gedung (WEGE) raup kontrak Kyo Society Apartment senilai Rp 139 miliar

WIKA akan menerbitkan sisa obligasi terdiri dari obligasi konvensional Rp 2,5 triliun dan sukuk Rp 500 miliar. Total dana hasil obligasi akan digunakan untuk refinancing utang global, obligasi rupiah dan untuk modal kerja. 

WIKA melalui anak usahanya Wika Realty menjadi holding BUMN hotel. Penunjukan Wika Realty sebagai holding BUMN hotel maka akan menambah ekuitas sebesar Rp 4,2 triliun. Sebagian dana akan digunakan untuk merenovasi hotel. 

"Operator hotel akan menjadi salah satu dari pemegang saham. Pembentukan holding diharapkan berlangsung di semester I tahun 2021 dan Wika Realty akan beroperasi penuh sebagai holding hotel BUMN pada 2022," jelas Maxi dalam riset. 

Baca Juga: Pembentukan Holding BUMN Hotel Mendongkrak Kinerja Keuangan dan Prospek Saham WIKA

BNI Sekuritas memberi rekomendasi beli saham WIKA dengan target harga Rp 2.500 per saham. 

Pada tahun ini, Maxi menargetkan, pendapatan WIKA bisa mencapai Rp 23 triliun dengan laba bersih Rp 977,55 miliar. Sedangkan pendapatan dan laba bersih WIKA pada tahun 2020 masing-masing diperkirakan bisa mencapai Rp 16,89 triliun dan Rp 30,29 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×