kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek saham penghuni indeks MSCI dan FTSE


Rabu, 16 Mei 2018 / 07:30 WIB
Prospek saham penghuni indeks MSCI dan FTSE


Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua lembaga keuangan internasional, Morgan Stanley Capital International (MSCI) dan FTSE International Limited mengocok ulang daftar indeks saham acuan masing-masing. MSCI akan memberlakukan komposisi baru indeks tersebut pada awal Juni nanti.

Dari Indonesia, ada satu pendatang baru yang masuk daftar indeks MSCI Global Small Cap, yaitu saham Trada Alam Minera (TRAM). Di periode yang sama, ada lima saham emiten asal Indonesia yang keluar.

Adapun untuk indeks acuan dari  FTSE International, yakni indeks FTSE Value-Stocks ASEAN, ada tiga saham Indonesia yang masuk, yaitu Telekomunikasi Indonesia (TLKM) dan Indofood Sukses Makmur (ICBP) dan Bukit Asam (PTBA).

Rebalancing indeks ini biasanya mengacu rasio price to earning ratio (PER), imbal hasil dividen, return on equity (ROE) dan rasio utang.

Kepala Riset Narada Kapital Indonesia Kiswoyo Adi Joe menilai, masuknya TRAM ke daftar indeks saham kapitalisasi kecil semata karena likuiditasnya. Padahal, valuasi TRAM terbilang mahal karena PER-nya sudah 800 kali.

Vice President Research & Analysis Valbury Asia Futures Nico Omer Jonckheere juga menganggap masuknya TRAM ke daftar ini karena faktor likuiditas. "Namun, secara fundamental belum terlalu bagus," ujar dia. Nico memaparkan, investor harus memperhatikan harga batubara dan kemampuan perusahaan ini dalam meningkatkan produksi dari tahun ke tahun.

Analis Senior Anugerah Sekuritas Indonesia Bertoni Rio menyebutkan, TRAM masuk indeks MSCI karena dalam lima bulan terakhir pergerakan sahamnya bertahan dalam tren bullish di tengah kecenderungan bearish IHSG. "Tren harga batubara berpotensi naik seiring ekspektasi harga minyak yang berpeluang naik ke US$ 80 per barel," ujar dia.

Selain itu, pada kuartal I-2018 TRAM mencatatkan keuntungan dibandingkan periode sebelumnya.

Nico Omer juga menyoroti indeks FTSE yang memasukkan TLKM dan PTBA. Kedua saham ini masih memiliki prospek menarik. "PER PTBA cukup murah 7 kali, dan TLKM sudah turun banyak sehingga menawarkan entry point lebih menarik bagi asing," ungkap Nico.

Dari sisi harga, kata Kiswoyo, TLKM dan ICBP sudah murah dan prospeknya bagus. Hal ini mengingat ada momentum lebaran dan pilkada sehingga kebutuhan telekomunikasi dan konsumsi tinggi.

Ihwal masuknya PTBA ke daftar indeks FTSE, Kiswoyo menilai asing masih optimistis dengan kenaikan harga batubara. Meski asing mengocok ulang saham pilihannya, analis sepakat investor harus tetap mencermati fundamental emiten saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×