kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   7.000   0,34%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

Prospek reksadana pendapatan tetap tak terganjal tingkat suku bunga yang ditahan


Selasa, 21 April 2020 / 20:46 WIB
Prospek reksadana pendapatan tetap tak terganjal tingkat suku bunga yang ditahan
ILUSTRASI. Ilustrasi Reksadana pendapatan tetap. KONTAN/Muradi/2015/03/09


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis memproyeksikan ruang penurunan suku bunga masih terbuka di tahun ini. Alhasil, reksadana pendapatan tetap masih masih menarik untuk dikoleksi. 

Stabilitas pasar finansial masih bergejolak akibat penyebaran Covid-19. Beberapa waktu lalu, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 4,5%. Meski suku bunga masih dipertahankan, analis meyakini kinerja reksadana pendapatan tetap yang sejatinya lebih diuntungkan bila suku bunga turun, tetap bisa memberikan imbal hasil menarik. 

Baca Juga: Wabah Corona Menyeret Turun Dana Kelolaan Industri Reksadana

Pertumbuhan kinerja reksadana pendapatan tetap masih menarik karena di tahun ini penurunan suku bunga acuan BI terbuka lebar. 

Head of Investment Research Infovesta Wawan Hendrayana memproyeksikan ruang penurunan suku bunga di tahun ini sebanyak 50 basis poin. "Wajarnya jika pandemi corona berakhir penurunan suku bunga akan membuat harga obligasi yang menjadi aset dasar reksadana pendapatan tetap bisa naik," kata Wawan. 

Apalagi jika reksadana tersebut memiliki mayoritas aset dasar Surat Berharga Negara (SBN). Namun, jika mayoritas aset reksadana pendapatan tetap adalah obligasi korporasi maka penurunan suku bunga tidak terlalu memberi pengaruh. 

Senada, Direktur Bahana TCW Investment Soni Wibowo menjelaskan jika melihat penurunan harga minyak dunia menyentuh level terendah sejak tahun 2000, hal tersebut mengindikasikan bahwa perekonomian dunia diproyeksikan akan sangat melambat, termasuk Indonesia. 




TERBARU

[X]
×