Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Obligasi korporasi dinilai masih punya prospek yang menarik walaupun pemilihannya harus sangat selektif. Berdasarkan data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), total return obligasi korporasi sepanjang semester pertama 2021 tercatat sebesar 4,84%. Jauh lebih tinggi dibanding total return obligasi negara yang hanya naik 0,96%.
Teranyar, ada PT Oki Pulp & Paper Mills yang telah mendaftarkan penerbitan obligasi korporasi dengan nilai Rp 3 triliun dan sukuk mudharabah dengan nilai Rp 1 triliun.
Adapun, penerbitan obligasi korporasi tersebut dibagi menjadi tiga seri. Pertama, seri A dengan nilai pokok sebesar Rp 1,32 triliun dengan tenor 370 hari dan menawarkan tingkat bunga tetap sebesar 7,25%.
Lalu ada seri B dengan nilai pokok sebesar Rp 1,35 triliun dengan tenor 3 tahun dan menawarkan tingkat bunga tetap 9,50%. Terakhir, seri C dengan nilai pokok sebesar Rp 33 milar dengan tenor 5 tahun dan menawarkan tingkat bunga tetap 10,25%.
Baca Juga: Terbitkan obligasi Rp 750 miliar, Barito Pacific (BRPT) tawarkan bunga hingga 9,50%
Head of Fixed Income Trimegah Asset Management Darma Yudha mengungkapkan, obligasi korporasi yang menawarkan tingkat bunga pada level tersebut sebenarnya menarik untuk dilirik. Namun, sebaiknya investor tetap perlu mencermati keadaan saat ini sebelum memutuskan untuk membeli obligasi korporasi.
Dengan pemerintah yang memberlakukan PPKM darurat, Yudha menyebut potensi pemulihan ekonomi yang diharapkan akan kencang pada kuartal kedua dan ketiga 2021 bisa terancam. Di satu sisi, aktivitas ekonomi yang dibatasi juga sangat mungkin berdampak terhadap kinerja sebuah perusahaan.
“Kami masih memandang obligasi korporasi sebagai pilihan yang menarik karena imbal hasil dan kupon yang menjanjikan. Tapi dengan kondisi saat ini, harus sangat selektif. Harus dilihat apakah sektor bisnis penerbit terdampak, lalu outlook kinerjanya seperti apa, hingga harus punya backup company yang kuat,” kata Yudha ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (1/7).
Baca Juga: Pengelolaan investasi ala Bank DBS Indonesia di kuartal III tahun ini
Adapun, sesuai dengan namanya, PT Oki Pulp & Paper Mills bergerak pada industri pulp dan kertas. Perusahaan yang mendapatkan rating IdA+ ini merupakan bagian dari Asia Pulp & Paper (APP), Sinarmas Group.
Lebih lanjut, Yudha bilang rating sebuah perusahaan memang jadi acuan, namun dengan kondisi saat ini, rating bukanlah jadi acuan yang utama. Sebuah risiko gagal bayar dari perusahaan sebaiknya tidak hanya diukur dari sisi kuantitatif seperti kinerja historicalnya. Namun, juga perlu perhitungan kualitatif, yakni potensi outlook bisnis ke depan hingga seperti apa backup perusahaannya.
Ke depan, dengan pemulihan ekonomi yang relatif terhambat, lalu pemerintah masih akan tetap menjaga suku bunga rendah sebagai upaya stimulus ekonomi, Yudha melihat prospek obligasi korporasi akan relatif stabil. “Jadi bagi yang ingin masuk sekarang, harus benar-benar selektif. Sektor-sektor yang berkaitan dengan transformasi digital, telekomunikasi, consumer goods, hingga healthcare bisa jadi pertimbangan seiring relatif minim terimbas pandemi Covid-19,” tutup Yudha.
Baca Juga: Semester I-2021, imbal hasil obligasi korporasi berhasil ungguli obligasi negara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News