Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - Harga batubara terus menunjukkan tren penguatan. Kondisi ini turut mengangkat prospek produsen batubara, termasuk PT Indo Tambangraya Megah (ITMG).
Sentimen bagus ini mulai terasa di semester pertama tahun ini. Selama enam bulan pertama 2017, pendapatan ITMG tumbuh 22,9% year-on-year (yoy) menjadi US$ 748,78 juta. Laba bersih pada periode tersebut melonjak 189% (yoy) menjadi US$ 105,29 juta.
Tapi, curah hujan yang tinggi dibandingkan perkiraan mengganggu produksi ITMG. Emiten ini hanya bisa memproduksi 10,4 juta ton batubara, turun 18,1% (yoy). Adapun volume penjualannya turun menjadi 10,9 juta ton.
Analis Ciptadana Sekuritas Asia Kurniawan Sudjatmiko meyakini, kondisi ini akan membaik di semester kedua. Dengan intensitas hujan yang mulai mereda, ITMG berpotensi menggenjot produksi dan volume penjualan batubara. ITMG diprediksi bisa memenuhi target produksi 25,5 juta ton. “Volume penjualan akan mengikuti kenaikan produksi,” kata dia kepada KONTAN, Rabu (13/9).
Kurniawan juga melihat peluang penguatan harga batubara ITMG di semester kedua. Jika di semester I-2017 harganya naik 1,5% ke US$ 68,5 per ton, maka di paruh kedua berpotensi menguat ke US$ 70 per ton. Permintaan batubara berkalori tinggi dari Jepang dan China adalah pemicunya.
Harga batubara global yang sudah bergerak di atas US$ 90 per metrik ton juga menjadi sentimen positif yang mengerek kinerja ITMG pada semester kedua. Kurniawan bilang, secara finansial, penguatan harga akan membuat ITMG mampu membiayai eksplorasi di daerah yang sebelumnya dinilai berbiaya terlalu tinggi.
Tapi sentimen negatif yang patut dikhawatirkan adalah cadangan batubara ITMG. Cadangan batubara emiten ini diprediksi hanya mampu bertahan 6-7 tahun lagi. Demi mengamankan produksi, maka ITMG perlu eksplorasi baru. Pada 2019 nanti, tambang batubara di Jorong, Kalimantan Selatan, akan ditutup karena cadangan telah habis.
Kurniawan menilai, rencana ITMG mengakuisisi sejumlah tambang batubara merupakan strategi bagus. Namun hal ini sulit terwujud dalam waktu dekat. Di tengah melambungnya harga batubara, maka sulit bagi ITMG mendapat harga yang sesuai. “Perusahaan ini agak konservatif. Untuk berutang mereka sangat berhati-hati. Jadi kemungkinan enggak akan terburu,” kata dia.
Sementara analis NH Korindo Sekuritas Raphon Prima menilai untuk jangka pendek kondisi tambang yang tidak terlalu banyak justru memberikan keunggulan bagi ITMG. Dengan jumlah tambang yang minimal, akan membantu ITMG menekan biaya operasi. “Inilah yang menjadi sentimen positif bagi ITMG,” kata dia.
Raphon melihat rencana akuisisi tambang batubara merupakan strategi jangka panjang demi menjaga keberlangsungan produksi. Begitu pula wacana diversifikasi ke bisnis pembangkit listrik. NH Korindo melihat langkah tersebut untuk memastikan bahwa produksi batubara ITMG akan terserap.
Adapun analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andy Wibowo Gunawan, menurunkan rekomendasi ITMG dari buy menjadi hold. Ini lantaran ada risiko penurunan harga batubara. Target harga ITMG di level Rp 22.100 per saham.
Kurniawan dan Raphon merekomendasikan buy dengan target harga masing-masing Rp 23.290 dan Rp 22.525 per saham. Harga ITMG kemarin Rp 19.350 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News