kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Prospek harga minyak setelah OPEC gagal capai kesepakatan pemotongan produksi


Minggu, 08 Maret 2020 / 21:25 WIB
Prospek harga minyak setelah OPEC gagal capai kesepakatan pemotongan produksi
ILUSTRASI. Harga minyak makin anjlok di tengah sentimen negatif dari virus corona masih menggerogoti.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia gagal mencapai kesepakatan untuk memotong pasokan minyak. Alhasil, harga minyak makin anjlok di tengah sentimen negatif dari virus corona masih menggerogoti.

Mengutip Bloomberg, Jumat (6/3), harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman April 2020 longsor 10,1% menjadi US$ 41,28 per barel. Harga tersebut jadi yang terendah sejak Agustus 2016 dan penurunan terbesar sejak November 2014.

Baca Juga: Harga minyak bisa sentuh US$ 35 per barel

Analis Kapital Global Investama Alwi Assegaf mengatakan selain sentimen dari Rusia, harga minyak meleleh karena faktor permintaan.

"Dengan kondisi ekonomi China yang melambat tajam, permintaan minyak menjadi lesu, padahal China merupakan importir minyak terbesar di dunia," kata Alwi, Minggu (8/3).

Lihat saja, Purchasing Managing Index (PMI) manufaktur China menurun ke level 35,7 pada Februari 2020.

Alwi melihat sentimen virus korona menutupi usaha para bank sentral dalam menggelontorkan stimulus guna mengangkat ekonomi.

Hingga akhir tahun, Alwi memproyeksikan harga minyak masih dalam tren bearish. Namun, Alwi berharap OPEC dan produsen minyak lannya termasuk Rusia akan tetap berusaha meredam kepanikan pasar.

Ditambah lagi, jika virus korona mampu ditangani maka ada kemungkinan harga minyak akan kembali bangkit.

"Jadi di akhir tahun harga minyak berada di kisaran US$ 50 per abrel yang merupakan level psikologinya," kata Alwi.

Baca Juga: Arab Saudi mendiskon harga minyak gede-gedean, gagal sepakat dengan Rusia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×