kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -1.000   -0,07%
  • USD/IDR 15.935   10,00   0,06%
  • IDX 7.327   130,75   1,82%
  • KOMPAS100 1.120   21,42   1,95%
  • LQ45 884   14,25   1,64%
  • ISSI 223   3,07   1,39%
  • IDX30 452   7,34   1,65%
  • IDXHIDIV20 542   7,51   1,40%
  • IDX80 128   2,15   1,70%
  • IDXV30 131   2,15   1,67%
  • IDXQ30 150   2,26   1,53%

Prospek Emiten Kertas Bakal Moncer di Tengah Pulihnya Ekonomi China


Rabu, 04 Desember 2024 / 19:16 WIB
Prospek Emiten Kertas Bakal Moncer di Tengah Pulihnya Ekonomi China
ILUSTRASI. Pekerja menyortir lembar kertas yang baru jadi diproduksi di pabrik kertas PT Indah Kiat Tangerang, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (25/8). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/kye/16. Sejumlah emiten kertas diproyeksikan mampu meraih kinerja positif tahun 2025, lantaran didukung pemulihan ekonomi global khususnya dari China.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten kertas diproyeksikan mampu meraih kinerja positif pada tahun 2025, lantaran didukung oleh pemulihan ekonomi global khususnya dari China.

Dari sisi domestik, emiten kertas pun mulai mempersiapkan strategi pendanaan untuk tahun depan. Misalnya, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), sedang merancang pendanaan modal kerja melalui penerbitan obligasi senilai Rp 5,5 triliun.

Founder Stocknow.id, Hendra Wardana menilai prospek emiten kertas seperti INKP dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) memiliki potensi beragam menjelang akhir 2024 dan memasuki 2025.

Hendra mengungkapkan meski pada sisa tahun ini sektor kertas masih menghadapi tekanan akibat melemahnya harga pulp global, namun tahun depan diproyeksikan lebih cerah seiring perbaikan ekonomi global, terutama dari China sebagai konsumen kertas terbesar. 

"Faktor seperti peningkatan aktivitas manufaktur, kampanye global untuk penggunaan bahan ramah lingkungan, dan pertumbuhan e-commerce mendorong permintaan kemasan berbasis kertas menjadi katalis positif untuk sektor ini," kata Hendra kepada Kontan, Rabu (4/12).

Baca Juga: Cek Rekomendasi Teknikal Saham PGEO, KLBF, ESSA untuk Kamis (5/12)

Selain itu, stabilnya harga pulp internasional dapat mendorong perbaikan margin keuntungan emiten kertas, yang pada akhirnya memperkuat fundamental perusahaan. Namun, tantangan seperti persaingan di pasar global dan dampak digitalisasi masih menjadi faktor risiko yang perlu diantisipasi.

Hendra juga menerangkan pelaku pasar dan investor perlu mencermati laporan keuangan kuartalan emiten untuk menilai efisiensi operasional serta perkembangan margin. 

Dalam jangka pendek, saham-saham di sektor ini menarik untuk strategi trading, terutama jika ada sentimen positif seperti pemulihan harga pulp atau peningkatan permintaan. 

Sementara itu, dalam jangka panjang investor fokus pada emiten yang memiliki diversifikasi produk dan pangsa pasar ekspor yang kuat.

Senada, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer menyebutkan pemulihan ekonomi China dan meningkatnya permintaan dari negara-negara Eropa, sebagai konsumen kertas terbesar akan menjadi katalis utama bagi sektor ini pada tahun 2025.

"Permintaan kertas industri juga diharapkan terus meningkat, seiring dengan kenaikan permintaan  kertas kemasan di sektor makanan dan logistik, serta kertas kebersihan," jelas Miftahul kepada Kontan, Rabu (4/12).

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menjelaskan prospek emiten kertas di penghujung tahun dan tahun mendatang dipengaruhi oleh peningkatan permintaan musiman, terutama selama periode Natal, Tahun Baru dan berbagai perayaan hari besar keagamaan. 

"Tapi disisi lain, tantangannya juga terkait penggunaan elektronik yang membuat produk kertas tersingkirkan," ucap Nafan kepada Kontan, Rabu (4/12).

Meski begitu, Nafan menyampaikan permintaan untuk kertas kemasan diperkirakan tetap kuat, didukung oleh pertumbuhan pesat di sektor e-commerce.

Nafan merekomendasikan untuk accumulative buy saham INKP dan TKIM di target harga masing-masing Rp 8.050 dan Rp 7.250 per saham.

Hendra memberikan rekomendasi untuk buy on weakness saham INKP di level Rp 7.200 dengan target harga Rp 7.800 per saham. Sementara itu, TKIM disarankan trading buy dengan target harga Rp 6.975 per saham.

Kemudian, Miftahul menjagokan saham INKP dan TKIM untuk trading buy di target harga masing-masing Rp 7.800 dan 6.600 per saham.

Baca Juga: Intip Top Losers LQ45 saat IHSG Menghijau pada Rabu (4/12), Ada ICBP, ESSA, dan BUKA

Selanjutnya: Ini Daftar Peraih Penghargaan Investing on Climate Editor's Choice Award 2024

Menarik Dibaca: 9 Ciri-Ciri Diabetes pada Usia Muda, Salah Satunya Mata Kering

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×