kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   11.000   0,75%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Prospek Cerah, Simak Rekomendasi Analis untuk Saham Media Berikut Ini


Rabu, 29 Desember 2021 / 17:47 WIB
Prospek Cerah, Simak Rekomendasi Analis untuk Saham Media Berikut Ini
ILUSTRASI. Pegawai melintas di dekat monitor pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis emiten sektor media memiliki prospek yang cukup baik pada tahun depan. Analis Binaartha Sekuritas Lingga Pratiwi mengatakan, sektor media termasuk salah satu sektor yang minim terdampak pandemi Covid-19.

Menurutnya, perusahaan sektor barang konsumer atau fast moving consumer goods (FMCG) tetap memiliki anggaran tebal untuk belanja iklan. 

Perusahaan FMCG merupakan penyumbang pendapatan iklan terbesar bagi perusahaan media yaitu sebesar 60%-70% dari total pendapatan iklan televisi.

“Prospek media juga masih cukup baik sejalan dengan banyak media yang sudah mulai beralih ke digital dengan pembuatan konten-konten yang dapat dinikmati secara global,” kata Lingga, Rabu (29/12).

Lingga melihat, upaya perusahaan tersebut dapat mendorong harga saham emiten media meningkat. Selain pendapatan iklan, perusahaan media juga memiliki opsi pemasukan dari pelanggan layanan secara daring atau subscribe fee yang menikmati layanan layanan video sesuai permintaan.

Ia memprediksi, pembelanjaan iklan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) akan tetap kuat karena perusahaan seperti FMCG dan e-commerce, perlu mengelola merek produknya karena perkiraan persaingan yang lebih tinggi pasca pemulihan pandemi.

Pada 10 bulan pertama tahun ini, pangsa pemirsa MNCN menduduki peringkat pertama dengan 45%, diikuti oleh SCMA 28%. Menurut Nielsen, program MNCN mendominasi sebagian besar kategori acara TV.

MNCN berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 7,07 triliun hingga kuartal III-2021 atau tumbuh 18,62% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 5,96 triliun. Dimana disumbang dari iklan Rp 6,74 triliun yang mengalami kenaikan 22,10% dari periode yang sama tahun lalu Rp 5,52 triliun.

Jika dilihat lebih detail, pendapatan dari iklan digital melesat 111% menjadi Rp 1,42 triliun sampai kuartal III-2021. Selanjutnya pendapatan dari iklan non digital menyumbang Rp 5,31 triliun atau 9,71% lebih besar yoy. MNCN memperoleh laba bersih Rp 1,68 triliun atau naik 22% dari periode yang sama tahun lalu Rp 1,37 triliun.

Selanjutnya emiten PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) mencatatkan laba bersih di atas estimasi Lingga di tengah menurunnya belanja iklan di kuartal III-2021. Pendapatan digital bertumbuh solid didukung oleh pertumbuhan pelanggan berbayar Vidio yang telah mencapai 2 juta pelanggan.

“Selain itu kami melihat positif, investasi dari Affinity yang akan memperkuat pendanaan Vidio, pendanaan eksternal ini merupakan yang pertama bagi Vidio setelah sebelumnya manajemen berfokus untuk membiayai Vidio menggunakan pendanaan internal,” papar Lingga.

Ke depannya, Manajemen SCMA juga membuka diri terhadap potensi pendanaan eksternal untuk Vidio. Dana yang didapat ini akan digunakan untuk membiayai pengembangan Vidio ke depan, khususnya dari sisi pemasaran dan juga penguatan konten utama Vidio seperti TV, olahraga, event virtual, dan juga original series.

SCMA berencana untuk meluncurkan 35 judul original series di tahun 2022 mendatang. Pendanaan ini juga akan membantu mengurangi kebutuhan pendanaan kas internal untuk Vidio, yang dihasilkan dari bisnis FTA TV SCMA.

Sebagai informasi, saat ini Vidio telah memiliki sekitar 2 juta pelanggan berbayar, dimana 8% pelanggan merupakan pelanggan tahunan dan di 2022, perseroan menargetkan jumlah pelanggan berbayar menjadi 2 kali lipat dari saat ini.

Selain itu, Lingga menilai kolaborasi dengan RANS Entertainment akan berdampak positif bagi SCMA kedepan. Dimana, RANS Entertainment sendiri telah memiliki pengaruh yang kuat di berbagai media sosial khususnya Youtube, RANS Entertainment memiliki 22 juta subscribers dan juga total views mencapai 4,7 miliar.

Menurutnya, kolaborasi ini berpotensi mendorong pertumbuhan pendapatan digital SCMA ke depan. Lingga menyarankan buy SCMA dengan target harga Rp 480. Lingga juga menyarankan beli saham MNCN dengan target harga Rp 1.300.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×