Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah analis menilai kinerja keuangan PT Pembangunan Perumahan Persero Tbk (PTPP) di semester I-2018 masih aman, meski laba bersih tercatat menurun.
Hingga semester I-2018 PTPP berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 9,5 triliun, tumbuh 17% dari periode yang sama tahun lalu. Namun, di saat yang sama, laba bersih PTPP hanya sebesar Rp 480 miliar atau turun 16% dari periode yang sama di tahun lalu.
"Seiring dengan lonjakan opex dan pendanaan membuat laba bersih PTPP di awal semester tertekan," kata Akhmad Nurcahyadi Analis Samuel Sekuritas Indonesia dalam riset 1 Agustus 2018.
Akhmad mengatakan tidak khawatir pada kinerja PTPP yang mencatatkan penurunan laba bersih, mengingat pertumbuhan secara kuartalan masih positif. Pada kuartal II-2018 pendapatan PTPP tercatat naik 58% dibanding kuartal sebelumnya menjadi Rp 5,8 triliun. Sementara, laba bersih tumbuh signifikan 107,3% dibanding kuartal sebelumnya menjadi Rp 324 miliar.
"Penurunan laba bersih kumulatif tidak mengkhawatirkan kami dan potensi akan membaik di semester II-2018," kata Akhmad.
Proyeksi Akhmad yang optimistis didasarkan pada perkiraan perolehan kontrak baru PTPP yang juga akan lebih baik di semester II-2018. Maklum, secara historis bisnis sektor konstruksi selalu membukukan kinerja lebih baik di kuartal II dan akan terjadi lonjakan di kuartal IV.
Selama semester I-2018 Akhmad menilai pencapaian kontrak baru PTPP terbilang inline dengan proyeksinya. Pada Juni 2018 beberapa tambahan kontrak baru antara lain, proyek Begawan Malang senilai Rp 285 miliar dan Louvin Apartemen Jatinangor senilai Rp 140 miliar.
Sementara, sejak awal tahun hingga Agustus 2018 PTPP sukses menjaring kontrak baru senilai total Rp 27 triliun atau naik 24% dari periode yang sama di 2017. Perolehan kontrak PTPP hingga Agustus mencerminkan 55% target perusahaan sepanjang tahun ini, yakni sebesar Rp 49 triliun.
Akhmad masih merekomendasikan buy untuk saham PTPP di target harga Rp 3.350 per saham. Menurut Akhmad kuatnya arus kas perseroan dan meningkat di semester I-2018 menunjukkan kelancaran pembayaran pelanggan sekaligus akan menjaga tingkat kas operasional.
Selain itu, PTPP terus berupaya mencari alternatif pembiayaan dengan menerbitkan Surat Berharga Perpetual (SBP) bertahap dan sekuritisasi aset akan memudahkan PTPP mengatur arus kasnya dan memenuhi kebutuhan dana yang tidak sedikit di tengah keterbatasan pembiayaan pemerintah.
Selanjutnya, Akhmad juga memandang positif prospek kinerja PTPP ke depan karena melihat kontinuitas kepercayaan pasar pada PTPP. Salah satunya dengan menjadi anggota konsorsium proyek Pelabuhan Patimban.
Dari total proyek sekitar Rp 6,5 triliun tersebut, PTPP memperoleh porsi sebesar Rp 1,17 triliun.
Sementara itu, Kepala Riset Narada Asset Management Kiswoyo Adi Joe mengatakan isu negatif pada sektor konstruksi semakin memudar setelah pemerintah cepat membayar proyek yang diemban sektor ini.
Di tahun depan, Kiswoyo memproyeksikan perolehan kontrak PTPP dan emiten konstruksi lainnya akan lebih banyak mendapat proyek jangka pendek yang selesai dalam satu tahun.
Kiswoyo memproyeksikan pendapatan dan laba bersih PTPP bisa tumbuh 10% di akhir tahun. Ia merekomendasikan buy di target harga Rp 3.000 per saham.
Sementara itu, Andreas Kristo Saragih Analis PT Kresna Securities merekomendasikan buy saham PTPP di target harga Rp 3.130 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News