Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Prospek komoditas batubara semakin suram. Lemahnya permintaan membuat produsen batubara memangkas produksi.
Mengutip Bloomberg, Rabu (10/9) harga batubara kontrak pengiriman Oktober 2015 di bursa ICE Futures Exchange stagnan di level US$ 56,75 per metrik ton. Selama sepekan, harga batubara turun 3,1%.
Energy Information Administration (EIA) Amerika Serikat (AS) menurunkan proyeksi untuk produksi batubara tahun ini untuk yang ketujuh kalinya.
EIA memprediksi produksi batubara tahun ini hanya sebesar 913,6 juta ton, turun dari proyeksi sebelumnya 916,9 juta ton.
Proyeksi baru tersebut merupakan angka terendah sejak 30 tahun terakhir. Para penambang mineral AS membatasi produksi batubara lantaran murahnya harga gas alam telah merebut pangsa pasar batubara untuk pembangkit listrik.
Wahyu Tribowo Laksono, analis Central Capital Futures menilai wajar jika EIA menurunkan proyeksi. Hal tersebut dilakukan lantaran permintaan yang rendah.
Dengan turunnya permintaan, maka harga batubara menjadi tertekan. Imbasnya, produsen mengurangi produksi guna efisiensi dan mengurangi kerugian.
"Tetapi permintaan tetap turun sehingga harga juga masih tertekan," imbuh Wahyu.
Untuk saat ini Wahyu mengatakan, tekanan harga batubara semakin besar.
Tekanan harga komoditas juga datang dari menguatnya dollar AS akibat spekulasi kenaikan suku bunga The Fed yang akan diumumkan dalam rapat Federal Open Market Committe (FOMC) September ini. Mendekati rapat FOMC, penguatan dollar AS terus terjaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News