Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi
Sementara itu, dari pasar luar negeri, TBLA juga memperoleh tambahan permintaan, terutama dari China. Akan tetapi, karena kapasitas pabrik sudah hampir penuh, TBLA hanya menjual ke Pertamina dan China. Padahal, Korea, Thailand, dan Taiwan merupakan pasar ekspor potensial bagi perusahaan ini.
Di sisi lain, produsen bahan campuran biodiesel, Fatty Acid Methyl Ester (FAME), PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) belum berencana menambah kapasitas pabriknya. Padahal, kapasitas pabrik FAME perusahaan ini telah terpakai secara penuh.
"Mungkin akan bangun lagi tapi belum tahun ini. Kami masih lihat kelayakan. Baru pikir-pikir," kata Direktur PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk Agus Purnomo.
Di samping itu, menurut Agus, kapasitas pabrik biodiesel secara industri masih cukup untuk memenuhi kenaikan permintaan dalam negeri. Agus mengatakan, saat ini produksi biodiesel hanya sebesar 6 juta ton-7 juta ton per tahun dari kapasitas terpasang secara industri sebesar 12 juta ton biodiesel per tahun.
Sebagai informasi, SMAR saat ini memiliki dua kilang FAME yang masing-masing berkapasitas 300.000 ton per tahun. Kilang tersebut berlokasi di Marunda, Jakarta dan Tarjun, Kalimantan Selatan.
Sementara itu, penjualan FAME berkontribusi 15% terhadap total pendapatan SMAR pada semester I-2019 yang sebesar 17,81 triliun. Seluruh FAME ini dijual ke pasar dalam negeri. Untuk pasar internasional, SMAR menjualnya dalam bentuk CPO yang selanjutnya akan diolah menjadi biodiesel oleh pembelinya di luar negeri.
Baca Juga: Sinar Mas Agro (SMAR) targetkan produksi tumbuh 5% tahun ini
Melihat kebijakan pemerintah yang mendorong penggunaan biodiesel, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) juga memiliki niat untuk mengembangkan bisnisnya ke biodiesel.
Sekretaris Perusahan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk Swasti Kartikaningtyas mengatakan, biodiesel adalah suatu bisnis yang layak dikembangkan, baik dari segi pengembangan industri sawit dan juga sebagai tindakan nyata untuk beralih ke sumber energi yang dapat diperbaharui.
Meskipun begitu, ia belum bisa memastikan kapan perusahaannya akan menggarap bisnis tersebut. "Saat ini, kami fokus dulu untuk integrasi hulu dan hilir industri sawit. Hal ini ditandai dengan mulai beroperasinya perusahaan refinery sebagai bagian dari SSMS, yaitu PT Citra Borneo Indah," ucap dia.
Nantinya, biodiesel juga akan menjadi bagian dari hilirisasi industri sawit ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News