Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) selalu menarik dicermati. Pada saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masuk level 6.000 pada Rabu (25/10) lalu, emiten Bakrie Group ini menjadi salah satu saham yang banyak diperhatikan investor asing.
Berdasarkan laporan statistika mingguan Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 23-27 Oktober, BUMI tercatat menjadi saham dengan volume perdagangan terbesar yaitu 4,05 miliar dan frekuensi perdagangan sebanyak 61,69 miliar kali.
Mengutip data RTI, dalam sepekan terakhir, saham BUMI dibeli asing di pasar reguler sebesar Rp 63,43 miliar. Sebagai pembanding, PGAS dalam periode sama juga dibeli asing hingga Rp 34,30 miliar, WTON dibeli asing senilai Rp 34,69, WIKA sebanyak Rp 49,65 miliar, BBRI sebanyak Rp 538,42 miliar dan HMSP sebanyak Rp 108,03 miliar.
Menurut Reza Priyambada, analis Binaartha Parama Sekuritas, dari sisi perdagangan saham, emiten BUMI memang menarik karena menawarkan gain yang besar, namun pelaku pasar seharusnya tidak melupakan aspek fundamentalnya.
"BUMI, kalau dari sisi sahamnya memang profitable, tapi kalau dari sisi fundamental belum terlihat," jelas Reza, akhir pekan lalu.
Menurutnya, cadangan batubara dan prospek emiten ini cukup baik. Namun proses restrukturisasi utangnya membuat pelaku pasar harus waspada.
Pada paruh pertama tahun ini, BUMI mencatat laba bersih US$ 162,25 juta, padahal pada periode sama tahun lalu, emiten ini merugi US$ 20,80 juta. Pendapatan juga naik 22,16% year on year menjadi US$ 15,60 juta dari sebelumnya US$ 12,77 juta.
Namun terdapat sejumlah beban yang patut dicermati, misalnya beban umum dan administrasi sebesar US$ 17,65 juta, naik 22,10% yoy. Emiten ini juga mencatat rugi yang dapat diatribusikan ke kepentingan non-pengendali senilai US$ 13,63 juta. Padahal pada periode sama tahun lalu masih mencetak laba US$ 8,98 juta.
September lalu, manajemen BUMI melancarkan strategi penjualan saham hasil pembelian kembali (buyback) kepada investor strategis, Wyoming International Limited. Melalui aksi tersebut, emiten ini menjual saham treasury sebanyak 473,21 juta saham di harga Rp 350 per lembar. Dengan demikian, melalui aksi ini, BUMI mengantongi dana segar Rp 165,62 miliar.
Reza menyarankan ambil posisi buy saham BUMI saat momentum naik. "Kalau volumenya berkurang, keluar," lanjutnya.
Walau tidak memberikan target harga, Reza melihat resistance terdekat saham emiten ini di Rp 330. Jumat (27/10), saham BUMI berada di level Rp 264 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News