Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Mata uang poundsterling terkikis dollar Amerika Serikat di tengah rilis data positif dari Inggris. Mengutip Bloomberg, Selasa (16/5) pukul 18.50 WIB, pasangan GBP/USD melemah 0,15% ke le level 1,2877 dibanding sehari sebelumnya.
Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menjelaskan, data ekonomi Inggris mayoritas menunjukkan hasil positif sehingga dapat menjadi sumber tenaga bagi laju sterling.
Seperti data inflasi bulan April dengan hasil 2,7% atau lebih baik dari bulan sebelumnya 2,3% serta di atas proyeksi sebesar 2,6%. Data producer price index (PPI) bulan lalu tumbuh 0,1% dibanding bulan sebelumnya 0% dan retail price index (RSPI) di level 3,5% lebih baik dari bulan sebelumnya 3,1%.
Meski demikian, laju GBP sedikit tertinggal oleh The Greenback. Faisyal melihat koreksi pada GBP/USD disebabkan oleh aksi profit taking investor. "GBP/USD akan kembali menguat, apalagi fundamental dollar AS sedang lemah," ujarnya.
Isu politik membebani laju dollar setelah Presiden Donald Trump mengungkap rahasia intelijen AS kepada Menteri Luar Negeri Rusia. Pergerakan USD selanjutnya menanti sejumlah data ekonomi AS yang dirilis malam ini, antara lain data izin bangunan, pembangunan rumah baru serta produksi sektor industri bulan April.
"Tren GBP/USD masih bullish. Jika data AS positif hanya akan menyebabkan koreksi tipis," lanjut Faisyal.
Di sisi lain, GBP menanti sejumlah data Inggris yang dirilis Rabu (17/5), yakni angka rata - rata gaji bulan Maret dengan proyeksi naik 2,4% dibanding sebelumnya 2,3% serta tingkat pengangguran yang diprediksi tetap pada level 4,7%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News