kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi turun 3%, pendapatan Adaro Energy (ADRO) tumbuh 15% pada semester I-2021


Senin, 06 September 2021 / 19:29 WIB
Produksi turun 3%, pendapatan Adaro Energy (ADRO) tumbuh 15% pada semester I-2021
ILUSTRASI. Volume penjualan batubara Adaro Energy (ADRO) menyusut 5% menjadi 25,78 juta ton.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatat realisasi produksi batubara sebanyak 26,49 juta ton batubara sepanjang semester pertama tahun ini. Capaian tersebut turun 3% dari total produksi pada periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 27,29 juta ton batubara.

Sejalan dengan itu, volume penjualan batubara Adaro Energy menyusut 5% menjadi 25,78 juta ton ketimbang semester pertama tahun sebelumnya dengan total 27,13 juta ton batubara. Meski produksi dan penjualan turun, tapi kenaikan harga batubara menyokong kinerja keuangan ADRO. Adaro Energy mencatat kenaikan pendapatan 15% yoy menjadi US$ 1,56 miliar di semester pertama 2021.

Di saat yang sama, emiten ini mengantongi laba inti sebesar US$ 330 juta pada semester pertama 2021. Laba ini naik sekitar 45% ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: ADRO Menjajaki Proyek Gasifikasi Batubara

Mahardika Putranto, Sekretaris Perusahaan Adaro mengatakan, kinerja yang positif ini akan berlanjut hingga tutup tahun 2021. Dia optimistis pasar batubara masih sangat baik sejak awal tahun ini seiring dengan pemulihan ekonomi.

“Dari sisi produksi kami menargetkan 52 juta ton-54 juta ton batubara pada tahun ini,” ungkap Mahardika dalam paparan publik, Senin (6/9).

 

Sampai paruh pertama tahun ini, penjualan batubara ke pasar domestik sebesar 28%. Penjualan ke China 20%, kemudian pasar Asia Tenggara sebesar 22%, Asia Timur 18%, India 10%, dan Selandia Baru 2%.

ADRO juga merealisasikan belanja modal bersih sebesar US$ 74 juta, turun 35% dibanding realisasi periode sama tahun lalu. Pengeluaran belanja modal pada periode ini digunakan untuk pembelian dan penggantian alat berat serta biaya pemeliharaan untuk kapal.

Baca Juga: Kinerja sejumlah emiten batubara tersokong kenaikan harga batubara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×