Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
SINGAPURA. Harga minyak dunia kembali bergerak turun hari ini. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun untuk hari ketiga setelah meredanya rencana serangan ke Suriah oleh Amerika Serikat dan sekutunya.
Selain itu, harga minyak WTI turun karena adanya tanda-tanda pemulihan produksi minyak di Libya. Harga minyak futures turun 0,8% setelah penutupan kemarin di harga terendah tiga pekan. Menteri Luar Negeri AS, John Kerry John bergabung atas Perancis dan Inggris untuk menyerukan resolusi PBB untuk melucuti senjata kimia Suriah.
Sementara itu, dari Libya dilaporkan adanya kenaikan produksi minyak 25% menyusul hasil dialog pemerintah dan pekerja yang sebelumnya melakukan mogok kerja. Sementara itu, terminal ekspor minyak di Meksiko kembali dibuka setelah dihantam badai tropis .
"Situasi Suriah berkontribusi atas penurunan harga minyak," kata Michael McCarthy, kepala strategi pasar CMC Markets di Sydney. Harga minyak WTI untuk pengiriman Oktober turun 87 sen menjadi US$ 105,72 per barel di New York Mercantile Exchange dan berada di posisi US$ 105,88 pada pukul 8:51 waktu Singapura .
Sementara itu, harga minyak Brent untuk pengiriman November turun 61 sen atau turn 0,6% menjadi US$ 109,46 per barel di ICE Futures Europe exchange di London. Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki -moon melaporkan, tim inspeksi senjata PBB telah menemukan "bukti yang jelas dan meyakinkan," bahwa ada gas kimia berbahaya yang digunakan dalam serangan di dekat ibukota Suriah Damaskus .
Sebelumnya, AS menyatakan, tentara pemerintah Suriah telah menembakkan gas berbahaya tersebut dan membunuh lebih dari 1.400 orang . Ban menekan, PBB akan mengambil sikap atas temuan senjata kimia berbahay itu. "Harus ada konsekuensi bagi ketidakpatuhan ," katanya .
Dampak krisis Suriah tersebuit sempat mengerek harga minyak ke level tertinggi pada 28 Agustus lalu. Kenaikan harga minyak karena ada kekhawatiran konflik Suriah menjalar ke daerag penghasil minyak lainnya di Timur Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News