kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi CPO Diramal Turun hingga 10% pada Tahun 2024, Begini Kata Emiten


Selasa, 23 Januari 2024 / 18:38 WIB
Produksi CPO Diramal Turun hingga 10% pada Tahun 2024, Begini Kata Emiten
ILUSTRASI. Pabrik pengolahan kelapa sawit PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) di Kalimantan Timur.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) diproyeksi oleh Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) akan turun 5%-10% di tahun 2024.

Menurut Apkasindo, penurunan produksi itu disebabkan oleh aktivitas agronomis sepanjang tahun 2022 dan 2023 , seperti minimnya pemupukan, faktor iklim, dan tidak membaiknya harga CPO berdampak pada harga tandan buah segar (TBS) yang rendah.

PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) mengaku masih optimistis dengan target produksi Perseroan di tahun 2024.

“Proyeksi produksi CPO PGUN di tahun 2024 kami yakini masih dapat mencapai sesuai target,” ujar Sekretaris Perusahaan PGUN Muhammad Reza kepada Kontan, Selasa (23/1).

Baca Juga: Begini Prospek Bisnis Temas (TMAS) pada Tahun 2024

Untuk mencapai target tersebut, PGUN memasang beberapa strategi. Misalnya, menjaga kualitas panen tandan buah segar (TBS), menjaga minimal losses (Lapangan/Pabrik Kelapa Sawit), memelihara tanaman tepat Rotasi, dan mengaplikasikan pupuk sesuai rekomendasi.

“Di samping perlakuan agronomi yang dilakukan sesuai standar, curah hujan saat ini cukup baik di areal kebun PGUN,” paparnya.

PGUN sendiri menargetkan produksi CPO sebesar 79.000 ton. Target itu naik dari produksi CPO PGUN di tahun 2023 yang sebesar 72.000 ton pada tahun 2023.

PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) melihat, proyeksi produksi CPO nasional yang diproyeksikan menurun merupakan dampak dari El Nino yang berkepanjangan di sepanjang tahun 2023.

“Dampak dari El Nino itu masih akan berlanjut di tahun 2024, sehingga akan mempengaruhi produksi TBS dan CPO secara nasional,” ujar Corporate Secretary JARR Irena Cyntia kepada Kontan, Selasa (23/1).

JARR menargetkan produksi TBS dan CPO di tahun 2024 akan naik lebih dari 10% dibanding tahun lalu. Hal ini terkait dengan semakin naiknya umur tanaman sawit yang sudah menghasilkan dan semakin luasnya Tanaman Menghasilkan (TM) dibanding tahun lalu. 

“Di samping itu, hasil merger JARR dan PT Jholin Agro Lestari (JAL) juga merupakan bagian dari strategi Perseroan dalam meningkatkan angka produksi TBS dan CPO di tahun ini,” paparnya.

Baca Juga: Intip Strategi Trisula International (TRIS) Mendorong Kinerja pada Tahun Ini

Irene mengatakan, target produksi fatty acid methyl ester (FAME) JARR di tahun 2023 adalah 318.754 kiloliter (KL). Target ini naik sebesar 0,73% dari realisasi tahun lalu, yaitu sebesar 316.444 KL.

Produksi FAME JARR tahun ini akan naik dibanding tahun lalu akibat masih tingginya permintaan biodiesel dari pemerintah. Namun, kenaikan produksi FAME JARR tetap mempertimbangkan risiko-risiko yang ada, sehingga kenaikan produksi FAME tidak akan sebesar kenaikan produksi CPO PT JARR. 

“Hal lain yg mempengaruhi produksi FAME adalah adanya rencana kenaikan produksi minyak goreng JARR tahun ini, sehingga kebutuhan CPO JARR akan berbagi antara produksi FAME dan produksi minyak goreng,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×