Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim kemarau panjang tahun lalu diprediksi akan berdampak pada volume produksi PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) hingga kuartal III 2020. Oleh karena itu, AALI tidak memasang target muluk tahun ini.
Berdasar data yang dihimpun Kontan.co.id, dampak kemarau panjang masih akan terasa hingga kuartal III tahun 2020. Direktur Utama AALI Santosa memperkirakan, produksi pada tahun ini akan sama dengan tahun lalu. Adapun hingga kuartal III 2019, volume penjualan AALI naik 10% secara tahunan menjadi 1,7 juta ton.
Di sisi lain, kondisi usia tanaman inti maupun plasma miliki anak usaha PT Astra Internasional Tbk (ASII) sudah mature. Adapun luas lahan Astra Agro total 285.000 hektare (ha). Seluas 220.000 ha di antaranya merupakan lahan inti, sisanya lahan plasma. Oleh karena itu, tahun ini bisnis AALI sangat bergantung pada harga jual.
Baca Juga: Astra Agro Lestari (AALI) proyeksi produksi CPO tahun ini stagnan
Menanggapi hal ini, Analis Royal Investium Sekuritas Wijen Pontus tidak memungkiri bahwa harga crude palm oil (CPO) yang belum membaik menjadi faktor penurunan pendapatan Astra Agro. Akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah harga saham AALI sejauh ini sudah turun hingga 23,16% secara year to date (ytd). Secara tahunan sahamnya terkoreksi 19,86% secara tahunan (yoy).
Sehingga ke depan, sentimen yang lebih mempengaruhi pergerakan saham AALI adalah program pemerintah B30 dan B40 yang diterapkan tahun ini. Selain itu, India masih menutup impor CPO dari Malaysia. Kedua hal ini dianggap bisa meningkatkan permintaan CPO selanjutnya.
Baca Juga: Mayoritas anggaran belanja modal Astra Agro Lestari (AALI) untuk menanam kembali
Oleh karena itu, saham AALI masih layak untuk dikoleksi di area Rp 10.000 per saham hingga Rp 11.000 per saham. Asal tahu saja, pada penutupan perdagangan Rabu (19/2) saham AALI tercatat Rp 11.200 per saham, menguat 0,90% dari hari sebelumnya.
"Silakan akumulasi beli AALI di Rp 10.000 hingga Rp 11.000. Targetnya enam bulan di Rp 13.000 dan Rp 14.000," ujar Wijen.
Sekadar informasi, hingga kuartal III 2019 pendapatan AALI tercatat Rp 12,39 triliun turun 9,95% secara tahunan. Sementara laba bersih emiten sawit ini merosot 90,1% year on year menjadi Rp 111,18 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News