Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) melaporkan kenaikan kinerja produksi dan penjualan batubara sepanjang periode enam bulan pertama 2022.
Dalam laporan di Bursa Efek Indonesia, dikutip Kamis (4/8), ADRO memproduksi 28,01 juta ton batubara pada semester pertama 2022. Jumlah ini naik 6% dari volume produksi pada periode yang sama tahun 2021 yakni 26,49 juta ton. Pada kuartal kedua sendiri, produksi batubara ADRO naik 17% menjadi 15,9 juta ton dari sebelumnya 13,64 juta ton pada kuartal pertama 2021.
Saat ini, ADRO masih mempertahankan target produksi pada kisaran 58 juta ton sampai 60 juta ton batubara untuk 2022
Target ini dipasang dengan perkiraan bahwa operasi pengambilan batubara akan meningkat pada paruh kedua 2022, seiring proyeksi perbaikan cuaca dan peningkatan ketersediaan alat berat. Untuk mengatasi hambatan dalam memperoleh alat berat, salah satu perusahaan anak, yakni PT Saptaindra Sejati (SIS), telah menunjuk satu kontraktor baru yang memiliki kapasitas peralatan untuk membantu pencapaian target produksi PT Adaro Indonesia.
Baca Juga: Laba HM Sampoerna Amblas pada Semester I, Simak Rekomendasi Saham HMSP Berikut Ini
“Manajemen memperkirakan bahwa perusahaan akan dapat mencapai target produksi batubara tahun 2022. Namun, karena cuaca buruk dan tantangan industri dalam mendapatkan alat berat, nisbah kupas tahun penuh 2022 mungkin akan lebih rendah daripada target,” terang Bret Ginesky, Head of Investor Relations Adaro Energy.
Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan memproyeksi, target produksi batubara ADRO bisa tercapai. Hal ini dengan syarat kondisi cuaca yang lebih baik dari awal tahun, maka target produksi 58 juta batubara tersebut bisa tercapai
Sementara itu, manajemen mengklaim, permintaan untuk produk-produk batubara termal maupun metalurgi ADRO tetap tinggi. Hal ini tercermin dari penjualan batubara ADRO yang naik 7% menjadi 27,49 juta ton pada enam bulan pertama 2022, dari sebelumnya 25,78 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.
Menurut Felix, kombinasi antara volume penjualan dan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) yang direalisasikan ADRO bisa menutupi produksi pada kuartal pertama 2022 yang menurun karena kendala cuaca.
“Ditambah lagi ternyata harga batubara global yang cukup tinggi di level US$ 400 per ton serta penjualan yang cukup solid. Kami masih yakin ADRO dapat mencetak kinerja yang baik hingga akhir tahun ini setidaknya,” terang Felix kepada Kontan.co.id, Kamis (4/8).
Analis RHB Sekuritas Fauzan Luthfi Djamal menilai, realisasi produksi ADRO masih sejalan dengan yang dipasang RHB Sekuritas. Secara musiman, produksi biasanya akan terkejar pada semester kedua 2022. RHB Sekuritas sendiri memproyeksikan produksi batubara ADRO di tahun ini mencapai 58 juta ton
Output yang cukup besar dibarengi dengan tren harga batubara yang positif, membuat Fauzan yakin bahwa ADRO akan mampu mempertahankan laba bersih yang kokoh, seiring dengan pertumbuhan marjin. Tahun ini, Fauzan memprediksi harga jual rata-rata batubara ADRO berada di level US$ 93,40 per ton, naik 26% secara year-on-year (YoY).
Baca Juga: Laba Bersih GGRM Turun pada Semester I, Mirae Asset Sekuritas Sematkan Rating Jual
Dus, pertumbuhan net profit ADRO bisa mencapai 70% yoy. Ini pun masih menggunakan benchmark harga batubara Newcastle sebesar US$ 250 per ton.
“Sekarang harga rata-rata year-to-date (ytd) masih di level US$ 320an per ton, jadi pasti sentimen harga masih jadi katalis sampai akhir tahun,” terang Fauzan kepada Kontan.co.id, Kamis (4/8).
Di sisi lain,rasio pengupasan atau stripping ratio pada kuartal kedua 2022 lebih kecil, dikarenakan penggalian sudah banyak dilakukan di kuartal pertama. Jadi, pada kuartal selanjutnya, ADRO akan lebih berfokus untuk pengambilan batubaranya.
"Otomatis biaya akan terjaga, margin juga masih sehat,” sambung dia.
RHB Sekuritas merekomendasikan trading buy saham ADRO dengan target Rp 4.400.
Felix menyematkan rating overweight untuk sektor batubara dengan saham ADRO sebagai pilihan utama atau top picks. Hal ini didorong oleh ekspektasi positif terhadap kenaikan proyeksi harga batubara menjadi US$ 250 per ton di akhir tahun 2022, berbanding dengan realisasi harga pada 2021 yang hanya US$ 137 per ton
ADRO dinilai memiliki keunggulan berupa volume produksi yang terbesar diantara peers. Hal tersebut menjadi peluang bagi ADRO untuk meningkatkan jumlah pendapatan, walaupun ASP milik ADRO relatif lebih rendah. Hal ini karena batubara Envirocoal yang dihasilkan ADRO memiliki tingkat kalori rendah, di rentang 4.000-5.000 kcal
Felix merekomendasikan beli saham ADRO dengan target harga Rp 3.400. Namun, Felix membuka kemungkinan untuk melakukan update target harga saham ADRO.