Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) menganggarkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) hingga Rp 300 miliar. Mayoritas capex akan dialokasikan untuk pengembangan bisnis digital, adapun, hingga kuartal I-2023 telah serap hingga 40% dana capex.
Direktur Business & Marketing Prodia Indriyanti Rafi Sukmawati mengatakan, lebih dari 50% belanja modal tahun ini akan digunakan untuk pengembangan digital, IT dan laboratorium.
"Hingga kuartal pertama tahun 2023, realisasi capex telah mencapai sekitar 30%-40% dari anggaran tahun 2023," kata dia kepada Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.
Transformasi digital merupakan salah satu strategi Prodia dalam menjawab tantangan pasar dan kebutuhan masyarakat dengan meluncurkan aplikasi kesehatan terintegrasi U By Prodia.
Baca Juga: Optimistis Hadapi 2023, Cermati Rekomendasi Saham Prodia Widyahusada (PRDA)
Indri menyampaikan Prodia optimistis dapat mengejar pertumbuhan kinerja positif di 2023 melalui pengembangan teknologi dan penguatan bisnis digital channel.
"Pendapatan kami targetkan bertumbuh sekitar dua kali dari proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan target marjin laba bersih sekitar 15%," kata dia.
Indri melihat dengan pencabutan kebijakan PPKM di akhir 2022 dan normalisasi telah meningkatkan mobilitas masyarakat untuk mengunjungi fasilitas publik dan mendorong pemulihan berbagai sektor usaha di Indonesia, termasuk industri kesehatan.
"Kami melihat adanya peningkatan traffic pelanggan yang melakukan check-up kesehatan secara offline setelah kebijakan PPKM dicabut," ujar dia.
Baca Juga: Prodia Widyahusada (PRDA) Bidik Margin Laba 15% Tahun Ini
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengatakan, adanya pandemi menjadi pembelajaran luar biasa bagi Prodia dalam menangkap perubahan yang terjadi dengan respon yang cepat dengan strategi, inovasi dan efisiensi yang sesuai.
"Strategi yang kami siapkan akan terus kami tinjau dari waktu ke waktu dan akan terus kami maksimalkan, contohnya layanan vaksinasi banyak masyarakat yang membutuhkan dan ini bisa menjadi layanan terbaru untuk menuju kestabilan baru," kata Indri.
Dewi menambahkan, jika ada beberapa tes ataupun layanan kesehatan yang mengalami penurunan permintaan, Prodia akan melakukan langkah efisiensi seperti penutupan sementara layanan tersebut.
"Kami akan melihat kebutuhan pelanggan, ketika permintaan semakin turun kita harus lakukan efisiensi dengan menutup sementara layanan tersebut dan bisa saja kita buka kembali kita permintaan kembali naik," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News