Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis 9 November 2021 diperkirakan masih berlanjut. Analis rekomendasi investor untuk mencermati sejumlah saham pada perdagangan hari ini.
Seperti diketahui, IHSG pada pekan ini melaju di zona hijau sejak Senin 5 Desember 2021. IHSG berhasil menguat tipis 1,22 poin atau 0,02% ke level 6.603,79 pada penutupan perdagangan Rabu (8/12).
Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menilai pergerakan IHSG pada hari ini, Rabu (8/12) masih relatif minim sentimen positif sehingga ditutup hanya menguat tipis dibandingkan hari sebelumnya. "Meredanya kekhawatiran terhadap varian Omicron disinyalir membuat IHSG masih bertahan di zona hijau," ujarnya, Rabu (8/12).
Prediksi kenaikan IHSG hari ini juga terdorong kebijakan pemerintah yang membatalkan rencana PPKM Level 3 di seluruh Indonesia pada periode libur Natal dan Tahun Baru 2022.
Baca Juga: IHSG bertahan di zona hijau, saham-saham ini paling banyak diborong asing
Ivan prediksi IHSG berpotensi mengalami koreksi terbatas dengan support yang dapat diperhatikan di 6.580 dan 6.557 untuk perdagangan Kamis (8/12). "Selama tidak turun ke bawah 6.526 maka seharusnya momentum bullish IHSG saat ini masih akan terjaga," ungkap Ivan.
Ivan menambahkan, penutupan pasar Eropa dan Amerika diperkirakan memberi pengaruh pada tingkat keyakinan investor untuk mengambil posisi pada perdagangan Kamis (9/12).
Rekomendasi saham
Ivan rekomendasi pelaku pasar untuk melakukan buy on weakness saja pada saham-saham penggerak indeks seperti BBCA, BBRI, TLKM dan ASII terutama jika IHSG menguji support.
Harga saham BBCA pada penutupan perdagangan hari Rabu 8 Desember 2021 di level 7.425. naik 75 poin atau 1,02% dari sehari sebelumnya. Saham BBCA termasuk saham yang banyak diborong investor asing pada perdagangan Rabu (8/12).
Investor asing mencatat net buy Rp 2,53 triliun di seluruh pasar pada Rabu (8/12). Saham-saham dengan pembelian bersih terbesar asing adalah PT Avia Avian Tbk (AVIA) Rp 3,1 triliun, PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) Rp 149,4 miliar, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 126,2 miliar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News