kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prasidha Aneka Niaga (PSDN) optimistis penjualan 2019 terus tumbuh


Rabu, 28 November 2018 / 14:48 WIB
Prasidha Aneka Niaga (PSDN) optimistis penjualan 2019 terus tumbuh
ILUSTRASI. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Performa kinerja kurang memuaskan di 2018, PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) optimistis kinerja perusahaan bakal membaik di 2019. Selain tengah merancang strategi, perusahaan ini mengaku sudah menerima permintaan produksi untuk 2019 baik untuk kopi maupun karet remah dari beberapa pasar ekspor.

Wakil Presiden Direktur PSDN Didik Tandiono mengungkapkan, target pangsa pasar di 2019 masih menyasar permintaan pasar domestik. Sampai saat ini, kontribusi domestik terhadap total penerimaan Prasidha Aneka Niaga mencapai 60%, sedangkan dari internasional atau ekspor berkisar 40%.

"Tahun depan, kontribusi internasional akan lebih banyak. Para pembeli (kopi dan karet) sudah menghubungi kami untuk rencana tahun depan, dan berapa banyak (demandnya) sudah direncanakan dan dibicarakan dengan kami," kata Didik kepada Kontan.co.id, Rabu (28/11).

Selama ini, orientasi ekspor PSDN tertuju pada beberapa negara. Pasar karet remah tertuju ke Amerika Serikat, Eropa, Korea Selatan, China dan Thailand. Sedangkan untuk pasar kopi olahan menjurus ke Jepang, Thailand, Vietnam, China, Malaysia dan Singapura.

"Strategi kami ke depan, tetap memantau pasar dan berharap bisa terus meningkatkan semua produksi kami," ungkapnya.

Direktur Keuangan PSDN Lie Sukiantono Budinarta berharap, tahun depan penjualan di seluruh lini bisnis dapat meningkat. Target 2019, untuk penjualan biji kopi bisa tumbuh 17,33% menjadi 1.286 ton atau Rp 38,42 miliar dari target 2018 yakni 1.096 ton.

Sementara itu, untuk penjualan karet remah 2019 diharapkan bisa tumbuh 8,1% dari target 2018 yakni 44.400 ton menjadi 48.000 di tahun depan. Sedangkan untuk penjualan kopi olahan diharapkan bisa meningkat 8% dari target tahun ini 4.800 ton, menjadi 5.184 ton di tahun depan.

"Dengan adanya pabrik yang baru, dan akan beroperasi di Oktober 2019, kami harapkan produksi kopi olahan akan meningkat di tahun depan," ujar Lie.

Didik menjelaskan dalam dua hingga tahun terakhir PSDN telah melakukan ekspansi dengan membangun pabrik kopi biji olahan di anak usaha. Pelaksanaaan ekspansi tersebut sudah dimulai dengan pembangunan pondasi dan struktur bangunannya. Perusahaan pengolahan dan perdagangan hasil bumi ini berharap pembangunan pabrik rampung September 2019 dan dapat mulai beroperasi di Oktober 2019.

Adapun untuk pendanaan ekspansi tersebut, PSDN menyiapkan capital expenditure (capex) atau belanja modal sebesar US$ 10 juta. Sumber pendanaannya sendiri berasal dari simpanan perusahaan dan sebagian berasal dari pinjaman bank dengan waktu cicilan 5 tahun dan past periode 1,5 tahun.

"Saat ini capex yang terserap sekitar 15% hingga 20% dan harapannya di akhir 2018 bisa mencapai 25%. Dari total capex US$ 10 juta, sebanyak US$ 6 juta-US$ 7 juta berasal dari kas perusahaan dan sisanya dari pinjaman perbankan,"ungkap Didik.

Untuk 2019 PSDN tidak menganggarkan capex, lantaran ekspansi untuk bisnis kopi sudah dilaksanakan di 2018. Sedangkan untuk bisnis karet, emiten itu belum berencana untuk melakukan pengembangan bisnis tambahan. "Kapasitas produksi karet kami masih cukup," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×