Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data ekonomi Inggris yang kurang oke membuat poundsterling cenderung melemah. Misalnya, upah rata-rata di Inggris periode Desember 2017-Februari 2018 hanya naik 2,8%. Padahal, konsensus ekonom memprediksi upah naik 3%.
Tak heran jika GBP tertunduk di hadapan yen. Kemarin, per pukul 21.30 WIB, pasangan GBP/JPY melemah 0,11% ke level 153,410. Tapi dalam sepekan terakhir, pairing ini masih menanjak.
Putu Agus Prasuanmitra, analis Monex Investindo Futures, menilai, pelemahan GBP terjadi karena kenaikan upah rata-rata Inggris lebih rendah dari harapan.
Meski begitu, hari ini poundsterling berpeluang kembali menguat, ditopang sentimen positif rencana kenaikan suku bunga Bank of England di Mei nanti. Pelaku pasar semakin optimistis karena pasca rapat pekan lalu BoE memberi sinyal suku bunga akan naik.
Selain itu, fundamental yen sejatinya kurang oke. Ketegangan geopolitik di Suriah dan sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China mulai surut. Ini membuat daya tarik yen sebagai safe haven memudar.
Poundsterling juga terkoreksi terhadap dollar AS. Tapi ini lebih karena faktor teknikal. Mengingat pada Senin (16/4), pairing GBP/USD mencetak rekor tertinggi di tahun ini pada level 1.4339. Namun kemarin, pasangan ini koreksi 0,18% menjadi 1,4313.
Kepala Koordinator Riset Rifan Financindo Berjangka Muhammad Barkah menjelaskan, poundsterling masih mendapat suntikan tenaga dari meredanya kekhawatiran hard Brexit. Proses negosiasi Brexit yang berlanjut pekan ini semakin meningkatkan optimisme bahwa proses transisi keluarnya Inggris dari Uni Eropa bisa berjalan lancar.
Dengan fundamental positif, Barkah optimistis GBP/USD masih bullish. "Tapi, harus berhati-hati dengan kondisi overbought yang bisa membuka celah koreksi teknis sewaktu-waktu," imbuh dia.
Perbedaan sentimen membuat EUR/GBP menyentuh level terendahnya sejak Juni 2017 di posisi 0,86248, turun 0,11% dari posisi sebelumnya. Anthonius Edyson, Research Analyst Astronacci International, menilai, data ekonomi Eropa di bawah ekspektasi.
Indeks sentimen ekonomi Jerman April berada di minus 8,2. Padahal, konsensus memperkirakan, indeks ini akan minus 0,8 di April. Angka di bawah 0 mengindikasikan pelaku bisnis pesimistis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News