kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Poundsterling masih akan loyo di depan dollar AS


Minggu, 09 Oktober 2016 / 22:09 WIB
Poundsterling masih akan loyo di depan dollar AS


Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Sentimen gelap diperkirakan masih menyelimuti poundsterling pada perdagangan besok, Senin (10/10). Analis memperkirakan, pasangan GBP/AUD tetap tak bertenaga.

Jumat, pasangan GBP/USD di pasar spot merosot 1,44% ke level 1,2434 dari penutupan sehari sebelumnya yang tertahan di level 1,2616. Bahkan, pada pagi harinya pasangan ini sempat anjlok sekitar 3,74% ke level 1,1985.

Pernyataan Presiden Prancis Francois Hollande yang menegaskan Inggris harus membayar sanksi ekonomi besar jika benar-benar meninggalkan Uni Eropa tahun depan. "Pernyataan presiden Prancis ini membuat masyarakat dan pelaku pasar secara bergerombol melepas poundsterling yang mereka punya," kata Alwi Assegaf, analis SoeGee Futures, akhir pekan ini.

Belum lagi, kecemasan pelaku pasar yang menduga bahwa Bank Sentral Inggris (BOE) akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat dikarenakan aksi Brexit.

"Di saat yang sama, mata uang Amerika Serikat (AS) sedang banyak keunggulan di hadapan mata uang utama yang lain," ujar dia. Penguatan dollar AS ditopang beberapa data positif seperti indeks manufaktur yang lebih tinggi daripada perkiraan analis. 

Sejatinya, AS menyuguhkan data kurang sedap akhir pekan lalu. Tingkat pengangguran merosot ke level 5% per September dari Agusutus 4,8%. Jumlah pekerja naik 156.000, di bawah proyeksi penambahan 171.000. Bahkan, angka ini terlihat menurun dibanding data bulan lalu yang sebesar 167.000 orang.

"Tapi dollar AS diuntungkan karena data sterling juga jelek pada Jumat (7/10) ini. Data manufaktur dan neraca perdagangan Inggris terlihat kurang baik," kata Alwi.

Akhir pekan lalu, produksi manufaktur oleh biro statistik Kerajaan Britania Raya mencatat pertumbuhan sebesar 0,2%, lebih kecil dari perkiraan analis yaitu 0,4%. Belum lagi, defisit neraca perdagangan negeri Ratu Elizabeth itu juga kian membengkak.

"Dalam jangka panjang, mungkin pasangan ini masih akan cenderung bearish," dugaan Alwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×