Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Keputusan Inggris untuk angkat kaki dari Uni Eropa jadi hantaman telak bagi pergerakan poundsterling. Mata uang Negeri Ratu Elizabeth ini tersungkur dalam di hadapan The Greenback.
Mengutip Bloomberg, Jumat (24/6) pasangan GBP/USD menukik 8,05% ke level 1,3679 dibanding hari sebelumnya.
Hasil akhir referendum menunjukkan 48,1% setuju untuk bertahan di keanggotan Uni Eropa sementara 52,9% lainnya memutuskan untuk angkat kaki. Keadaan ini membuat posisi Inggris sudah didesak untuk keluar segera dari Uni Eropa dan menegaskan posisi negosiasi serta hubungannya ke depannya dengan Uni Eropa.
“Kabar ini mengejutkan dan di luar ekspektasi pasar. Dampak negatif yang membayang di masa depan jelas menyeret kekuatan GBP,” kata Nizar Hilmy, Analis SoeGee Futures menanggapi pergerakan pasangan GBP/USD. Ketidakpastian yang tinggi akan nasib negosiasi hubungan Inggris dan Uni Eropa ke depannya turut melelehkan kepercayaan pasar pada poundsterling.
Sehingga di saat yang bersamaan, peran USD sebagai mata uang safe haven pun melonjak tajam. Tidak heran pergerakan menjadi kontras. Meski jika berkaca dari fundamental, USD cukup tertekan dengan sajian data ekonominya yang negatif di akhir pekan. Mulai dari data penjualan barang siap pakai dan penjualan barang siap pakai inti hingga UoM sentimen konsumen semuanya mencatatkan penurunan dibanding bulan sebelumnya.
“Ini juga kenapa Senin (27/6) pasangan GBP/USD diprediksi penurunanya bisa mengempis,” duga Nizar. Walau hingga saat ini tidak ada peluang bagi pasangan ini untuk rebound. Hanya sekadar penyesuaian posisi dan memanfaatkan desakan terhadap USD dari sisi fundamentalnya.
Buruknya bayangan masa depan Inggris jadi penyebab tekanan pelemahan GBP/USD kian dalam. “Trennya masih akan bearish,” ujar Nizar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News