kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,55   3,92   0.42%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Potensi tapering, dolar AS masih menarik sebagai pilihan investasi valas


Kamis, 02 September 2021 / 18:56 WIB
Potensi tapering, dolar AS masih menarik sebagai pilihan investasi valas
ILUSTRASI. Rupiah berhasil mencatatkan kinerja yang cukup apik terhadap beberapa mata uang utama.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berhasil mencatatkan kinerja yang cukup apik terhadap beberapa mata uang utama dunia pada delapan bulan pertama tahun ini. Tercatat, rupiah hanya melemah di hadapan poundsterling dan dolar Amerika Serikat (AS), sementara di hadapan mata uang lainnya, rupiah berhasil menguat (lihat tabel).

Mata uang Akhir 2020 Agustus 2021 Return ytd (%)
GBP/IDR 19.202 19.647 2,32%
USD/IDR 14.050 14.268 1,55%
SGD/IDR 10.629 10.615 -0,14%
EUR/IDR 17.284 16.864 -2,43%
AUD/IDR 10.831 10.458 -3,45%
JPY/IDR 136,23 129,82 -4,71%

Research and Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin melihat apiknya kinerja rupiah didukung data dari dalam negeri yang masih solid. Selain itu, penanganan pandemi Covid-19 yang jauh lebih baik serta tingkat vaksinasi yang terus didorong turut menjadi sentimen yang memengaruhi. 

Sementara dari eksternal, Nanang menilai sentimen yang akan berpengaruh adalah kelanjutan mengenai sikap The Fed dalam melaksanakan tapering. Sejauh ini, pasar masih menanti seperti apa rilis data ketenagakerjaan AS yang baru dipublikasikan besok. Diperkirakan, data-data tersebut akan mengalami penurunan dari data sebelumnya. 

Baca Juga: Nasib rupiah besok akan ditentukan oleh rilis data sektor tenaga kerja AS

“Bila ini sesuai dengan prediksi, hal tersebut bisa membuat pasar berpandangan bahwa dalam rapat FOMC meeting bulan ini akan ada penundaan untuk memastikan waktu yang tepat bagi The Fed melakukan tapering,” kata Nanang kepada Kontan.co.id, Kamis (2/9).

Sementara secara umum, Nanang melihat dolar AS masih akan menjadi mata uang yang paling menarik sepanjang sisa tahun ini. Menurutnya, dalam menyikapi upaya pemulihan ekonomi yang terus melaju pasca pandemi covid-19, The Fed akan mengambil langkah kebijakan moneter yang nyata oleh The Fed dan berimbas pada penguatan dolar.

Sedangkan poundsterling yang kinerjanya apik pada delapan bulan pertama tahun ini, justru cenderung akan bergerak terbatas. Nanang meyakini hal ini tidak terlepas dari belum adanya sikap agresif dari bank sentral Inggris, Bank of England (BOE) dalam menyikapi potensi keputusan The Fed. 

Baca Juga: IHSG melemah 0,21% pada Kamis (2/9), ARTO, BBRI, BBNI paling banyak net sell

Alhasil, poundsterling sulit untuk kembali berada di atas Rp 20.000. Sehingga peluang untuk bergerak di bawah Rp 19.500 terbuka dalam beberapa bulan ke depan.

“Jika hendak memegang cash, maka dolar AS masih menjadi alternatif instrumen investasi yang cukup mumpuni karena memiliki kekuatan fundamental dan teknikal. Ditambah lagi upaya otoritas setempat untuk membuat mata uang tersebut lebih menarik dengan melakukan pengurangan pembelian aset (QE) dan prospek kenaikan suku bunga the Fed,” imbuh Nanang.

Dia memproyeksikan, rupiah berpotensi bergerak menuju ke arah Rp 15.000 pada akhir tahun jika tapering sudah terjadi dan ada sinyal terbaru kenaikan suku bunga acuan lebih cepat dari perkiraan. 

Baca Juga: Kompak, rupiah Jisdor juga menguat 0,02% ke Rp 14.281 per dolar AS pada Kamis (2/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×