kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Porsi investor lokal di SBN perlu diperbesar


Kamis, 07 Maret 2019 / 13:49 WIB
Porsi investor lokal di SBN perlu diperbesar


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) kian menggemuk. Meski bukan perkara mudah, para pengamat menilai, basis investor domestik tetap perlu diperkuat agar pasar obligasi Indonesia tidak goyah jika sewaktu-waktu investor asing memutuskan keluar.

Sebagai informasi, berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu), hingga Selasa (5/3) kepemilikan dana asing di SBN mencapai Rp 944,56 triliun. Sehari sebelumnya, dana milik investor asing di pasar obligasi negara menembus rekor di level Rp 945,88 triliun.

Ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia Fikri C. Permana berpendapat, tingginya nilai kepemilikan asing di SBN di satu sisi mencerminkan tingkat kepercayaan dan bentuk apresiasi investor mancanegara terhadap kondisi ekonomi Indonesia.

Namun di sisi lain, ketika pasar obligasi Indonesia tiba-tiba kembali terpapar sentimen negatif, bukan tidak mungkin investor asing akan melakukan aksi jual dalam jumlah besar.

Ia menambahkan, tingginya nilai kepemilikan asing di SBN sebenarnya bisa diimbangi oleh investor domestik. Ini mengingat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki peraturan yang membuat institusi seperti dana pensiun atau asuransi menginvestasikan 30% dana kelolaannya dalam bentuk surat utang.

“Peraturan tersebut dapat mendorong peningkatan likuiditas di pasar obligasi,” ujarnya kemarin.

Di samping itu, lewat penerbitan SBN ritel dalam jumlah besar, pemerintah juga telah berupaya meningkatkan basis investor ritel sekaligus mengurangi ketergantungan dengan investor asing.

Research Analyst Capital Asset Management Desmon Silitonga juga menganggap, porsi investor domestik perlu diperkuat mengingat di saat yang sama, pemerintah tidak bisa mencegah asing untuk masuk ke pasar obligasi dalam negeri.

Hanya memang, dampak kebijakan-kebijakan yang bertujuan meningkatkan outstanding investor lokal di SBN baru bisa dirasakan secara jangka panjang. Bahkan, kebijakan tersebut juga memiliki efek samping yang negatif bagi industri keuangan Indonesia.

Misalnya, isu perebutan dana pihak ketiga antara pemerintah dan perbankan akibat maraknya penerbitan SBN ritel. “Pihak dana pensiun dan asuransi yang investasi di SBN juga bisa merugi jika pasar tertekan, apalagi mereka punya tanggung jawab kepada para kliennya,” tambah Desmon.

Terlepas dari itu, para analis melihat, potensi peningkatan kepemilikan asing di SBN masih cukup terbuka di tengah risiko eksternal yang sudah cenderun menurun. Potensi tersebut kian besar mengingat suplai obligasi di pasar masih terbilang melimpah seiring kebijakan front loading yang dilakukan pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×