kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pom bensin memompa kinerja AKR Corporindo


Rabu, 25 Juli 2018 / 09:04 WIB
Pom bensin memompa kinerja AKR Corporindo
ILUSTRASI. SPBU BP


Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) tengah fokus menggarap bisnis distribusi petroleum. Emiten yang telah mengoperasikan lebih dari 100 stasiun pengisian bensin ini optimistis kontribusi bisnis distribusi bahan bakar minyak (BBM) akan berkembang.

Di kuartal pertama lalu, AKRA membukukan pendapatan sebesar Rp 5,83 triliun, naik 34,3% dibandingkan pendapatan di periode yang sama pada tahun sebelumnya. Laba bersih AKRA bahkan melesat 259,5% jadi Rp 929 miliar, dari sebelumnya Rp 258,41 miliar.

Analis Samuel Sekuritas Arandi Ariantara berpendapat, pertumbuhan bisnis AKRA tahun ini akan positif. Apalagi, AKRA berencana membentuk joint venture (JV) dengan perusahaan migas BP.

AKRA dan BP berencana membuka 12 stasiun pengisian bahan bahar umum (SPBU) pada kuartal keempat mendatang. Lokasinya tersebar di Jakarta, Bandung dan Surabaya. Dalam kurun lima tahun ke depan, AKRA bahkan menargetkan dapat membuka 153 SPBU baru melalui JV ini. "Menurut manajemen, setiap SPBU berpotensi memberi return on investment (ROI) 18% dan rata-rata menjual 20 kiloliter (kl) per hari," terang Arandi dalam risetnya, 12 Juli.

Saat ini, penjualan bensin ke perusahaan pertambangan batubara masih mendominasi keseluruhan volume distribusi, yaitu sebesar 30%. Sementara penjualan ke segmen ritel baru mencapai 10% dari total volume distribusi. Dengan terus menggenjot jumlah SPBU baru, AKRA berharap komposisi distribusi ini bisa berubah di tahun-tahun mendatang.

Pelemahan rupiah

Tren kenaikan harga batubara tahun ini juga berpotensi mengerek volume distribusi AKRA. "AKRA menargetkan volume penjualan tumbuh 10% yoy atau mencapai 2,2 juta kl," jelas Arandi.

Tapi, ada sejumlah sentimen negatif menghantui bisnis AKRA. William Surya Wijaya, Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas, menilai, AKRA perlu mewaspadai harga minyak dunia yang bergejolak. Memang, harga pokok penjualan berpotensi naik.

Tapi gejolak harga juga akan membuat arah bisnis tidak pasti. "Begitu juga dengan pelemahan kurs rupiah yang mungkin terjadi sampai akhir tahun nanti, ini berpotensi memengaruhi kinerja emiten," ujar William, Selasa (24/7).

Toh, William melihat, prospek kinerja AKRA dalam jangka panjang masih cukup positif. Terutama jika JV berjalan lancar dan pembukaan SPBU baru secara konsisten dilakukan.

William juga menilai AKRA masih cukup menarik. Ia memasang target harga AKRA di level Rp 5.800 per saham hingga akhir tahun, dengan rekomendasi beli.

Sementara, Arandi memprediksi di pengujung tahun nanti pendapatan AKRA akan tumbuh 4,7% menjadi Rp 25,08 triliun. Laba bersih juga ditargetkan bakal naik 39,5% menjadi Rp 1,83 triliun. Arandi merekomendasikan maintain buy AKRA dengan target harga Rp 6.000 per saham.

Budi Rustanto, analis Valbury Sekuritas Indonesia juga memberi rekomendasi buy AKRA. Ia mematok target harga Rp 6.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×