kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PMI Manufaktur Indonesia Naik pada Januari, Berikut Saham-Saham yang Diuntungkan


Jumat, 04 Februari 2022 / 18:49 WIB
PMI Manufaktur Indonesia Naik pada Januari, Berikut Saham-Saham yang Diuntungkan
ILUSTRASI. Karyawan melintas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan, Senin (3/1/2022). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sektor manufaktur Indonesia pada awal tahun 2022 terbilang solid. Data IHS Markit memperlihatkan, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Januari 2022 adalah sebesar 53,7, naik sedikit dari 53,5 pada Desember 2021.

Merujuk laporan IHS Markit terbaru, angka tersebut mencerminkan perbaikan kondisi bisnis di seluruh sektor manufaktur Indonesia selama lima bulan berturut-turut. Tingkat perbaikan yang paling kuat terjadi sejak November 2021.

Kinerja tersebut juga menunjukkan kondisi permintaan yang secara umum menguat, didukung dengan peningkatan permintaan asing dari pesanan ekspor baru yang meningkat pada kisaran tercepat dalam rekor pada bulan Januari. Sejalan dengan peningkatan permintaan, perusahaan juga merekrut staf tambahan untuk menjaga kebutuhan produksi.

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, data tersebut mencerminkan kondisi ekspansif pada sektor manufaktur di Indonesia selama lima bulan berturut-turut. Menurutnya, data ini mendapat respons positif dari pelaku pasar.

Baca Juga: Kunjungan ke Mal Meningkat, Ini Rekomendasi untuk Saham Mitra Adiperkasa (MAPI)

Respons positif tersebut terlihat dari penguatan signifikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di perdagangan Rabu (2/2). Pada hari itu, IHSG bergerak positif 1,15% ke level 6.707,65 dari posisi penutupan hari sebelumnya yang berada di 6.631,15.

"Pasalnya, di tengah peningkatan uncertainty risk dari pengetatan kebijakan moneter The Fed dan kenaikan kasus Covid-19, data tersebut memperkuat indikasi bahwa pemulihan ekonomi terus berlangsung di Indonesia," tutur Valdy saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (4/2).

Lebih lanjut, menurut Valdy, sektor saham yang akan terdampak langsung kenaikan PMI manufaktur Indonesia ini adalah perbankan, terutama bank-bank besar dengan porsi pinjaman ke segmen korporasi yang cukup besar. Alasannya, kondisi ekspansif perusahaan diperkirakan akan mendorong kenaikan kebutuhan pendanaan, salah satunya dari pinjaman bank.

Oleh sebab itu, Valdy menyarankan pelaku pasar untuk mencermati saham-saham bank berkapitalisasi besar. Sebut saja PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Valdy menetapkan target harga untuk BBCA di Rp 8.300 per saham, BMRI Rp 7.900-Rp 8.000, BBRI Rp 4.400-Rp 4.450, dan BBNI Rp 8.100-Rp 8.200 per saham. Per perdagangan Jumat (4/2), BBCA berada di level Rp 7.725 per saham, BMRI Rp 7.475, BBRI Rp 4.210, dan BBNI Rp 7.325 per saham.

Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham Bank Mandiri (BMRI) yang Membukukan Performa Positif di 2021

Lebih lanjut, Analis Samuel Sekuritas Pebe Peresia menilai, salah satu sektor yang berpotensi memperoleh dampak positif dari kelanjutan ekspansi salah satunya adalah otomotif. Terlebih lagi, sektor ini didorong oleh insentif PPnBM yang diperpanjang oleh pemerintah hingga tahun 2022.

"Pemulihan ekonomi yang berlanjut juga kami perkirakan dapat meningkatkan daya beli masyarakat," tutur Pebe. Untuk saham di sektor otomotif, ia merekomendasikan buy PT Astra International Tbk (ASII) dengan target harga Rp 7.300 per saham.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×