Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Di sisi lain, analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama memilih wait and see saham-saham sektor manufaktur. Sebab, penurunan saham pada sektor ini beriringan dengan kondisi bisnis perusahaan-perusahaan manufaktur.
Padahal perusahaan manufaktur saat ini cenderung bersikap wait and see dan berhati-hati. "Ini berpengaruh pada rencana-rencana produksi dan peningkatan utilitasnya," kata Okie kepada Kontan.co.id, Jumat (2/10).
Selain itu, kata Okie, produksi di sektor manufaktur dalam negeri diperberat dengan lambatnya pemulihan permintaan global. Adapun permintaan global masih terpengaruh pandemi Covid-19 yang menekan utilitas industri di beberapa negara mitra dagang, Misalnya, China yang pada bulan Agustus 2020 mengalami perlambatan impor hingga -2,1%.
Ada juga Jepang yang mengalami perlambatan impor hingga -20,8%. Padahal, kedua negara tersebut merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. "Perlambatan pada perekonomian dan permintaan dari mitra dagang dinilai dapat berdampak pada ekspor," imbuh Okie.
Baca Juga: PMI turun lagi, deflasi Indonesia masih berlanjut
Perlambatan ini diprediksi masih akan terjadi di kuartal keempat. Akan tetapi, tekanan yang dirasakan tidak akan sesignifikan saat kuartal III dan II. Menurut Okie, masih ada peluang perekonomian membaik menjelang akhir tahun, sebab permintaan biasanya kembali meningkat di bulan November dan Desember.
Untuk saat ini, Okie cenderung menyarankan investor masuk ke saham sektor infrastruktur karena penurunan harganya sudah dalam. Akan tetapi, investor juga perlu antisipasi terhadap kinerja keuangan di kuartal III yang kemungkinan di luar ekspektasi.
Sekadar informasi, mengutip data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak awal tahun sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi melemah hingga 29,11%. Sementara sektor manufaktur tercatat memerah 19,19% secara year to date (ytd).
Baca Juga: Indeks manufaktur Indonesia kembali turun karena ada PSBB, apa langkah pemerintah?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News