kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Plus minus bank jika masuk holding keuangan


Selasa, 21 November 2017 / 21:58 WIB
Plus minus bank jika masuk holding keuangan


Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menggabungkan perusahaan tambang milik negara dalam holding pertambangan, kini giliran perusahaan pelat merah di sektor keuangan yang akan digabungkan ke dalam sebuah holding. Dua perusahaan sekuritas dan empat bank milik negara rencananya akan disatukan ke dalam satu holding keuangan.

Empat emiten bank pelat merah, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), akan tergabung ke dalam satu holding yang rencananya rampung pada kuartal II-2018. Selain digabung, keempat bank ini pun akan difokuskan untuk menjalani bisnis sesuai spesialisasinya agar tidak saling tumpang tindih antara satu sama lain.

Analis First Asia Capital David Sutyanto menilai, pembentukan holding ini bisa memberikan sentimen positif dan juga negatif bagi emiten bank BUMN ini.

"Jika bank-bank ini tak lagi berstatus BUMN, mereka jadi lebih fleksibel untuk mengambil keputusan bisnis dan ekspansi karena hanya perlu meminta persetujuan dari holding sebagai induk usahanya saja, tidak perlu lagi meminta izin dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)," terangnya kepada KONTAN, Selasa (21/11).

Namun, jika keempat bank ini tak lagi berstatus persero, hal ini juga bisa jadi sentimen negatif. Hilangnya status sebagai perusahaan BUMN membuat nilai perusahaan tersebut jadi berkurang yang membuat investor tak lagi tertarik pada saham-saham tersebut.

Di sisi lain, David melihat segmentasi bisnis sesuai spesialisasi hanya bisa menguntungkan BBRI dan BBTN lantaran keduanya sudah cukup kuat di bisnis kredit mikro dan kredit kepemilikan rumah (KPR). "Sementara saya melihat untuk BBNI dan BMRI masih ambigu karena keduanya juga cukup kuat di sektor komersial dan korporasi," paparnya.

Ia melihat saat ini prospek keempat bank ini masih cukup bagus sekalipun sentimen holding ini bisa mempengaruhi sahamnya. Ia merekomendasikan buy saham BBNI dengan target harga Rp 8.300, BBRI dengan target Rp 3.500, BMRI dengan target Rp 7.600, dan BBTN dengan target di level Rp 3.300 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×