Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Penerbitan obligasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) molor dari jadwal semula pada Juni 2013. Alhasil, KAEF akan menerbitkan obligasi pada kuartal III-2013.
Djoko Rusdianto, Sekretaris Perusahaan KAEF, mengatakan, penerbitan obligasi ditunda karena lokasi pembangunan pabrik berubah. Semula, KAEF akan membangun pabrik di Pulogadung, Jakarta Timur. Belakangan, lokasi itu beralih ke Banjaran, Bandung. "Masalah akses dan upah minimal di Jakarta kurang ekonomis bagi perusahaan," kata dia kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
KAEF memiliki lahan seluas 5,2 hektare di Banjaran. Selama ini, lahan ini digunakan untuk lahan tanaman obat.
Lokasi pabrik baru juga mendongkrak kebutuhan investasi dari Rp 460 miliar menjadi Rp 760 miliar. "Karena di Banjaran lokasinya masih baru, investasinya naik," jelas Djoko.
Menurut dia, kenaikan anggaran investasi ini masih dalam perkiraan kasar. KAEF masih menunggu penilaian dari konsultan perencana pembangunan pabrik. Karena alasan itu pula, KAEF juga akan meningkatkan nilai emisi obligasi dari Rp 1 triliun menjadi Rp 1,3 triliun.
Produsen farmasi milik pemerintah ini juga telah mengantongi rating obligasi dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) AA-. Ekspansi produksi tersebut merupakan persiapan KAEF menyongsong penerapan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Januari 2014. KAEF sudah menganggarkan dana ekspansi Rp 1,2 triliun untuk kebutuhan dua tahun.
Sejatinya, KAEF juga berencana menerbitkan saham baru alias rights issue Rp 700 miliar jika proses restrukturisasi BUMN farmasi berjalan. Namun, penyatuan KAEF dengan PT Indofarma Tbk (INAF) masih terhenti di pemerintah dan DPR.
Karena itu, KAEF memilih menerbitkan obligasi. Jumat (14/6), harga KAEF naik 5,62% menjadi Rp 940 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News