kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.174.000   10.000   0,46%
  • USD/IDR 16.725   32,00   0,19%
  • IDX 8.127   1,36   0,02%
  • KOMPAS100 1.130   -0,26   -0,02%
  • LQ45 809   -1,81   -0,22%
  • ISSI 283   0,94   0,33%
  • IDX30 425   -0,23   -0,05%
  • IDXHIDIV20 486   -3,35   -0,69%
  • IDX80 124   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 133   -0,20   -0,15%
  • IDXQ30 134   -0,98   -0,73%

Pilah-pilih Saham Emiten High Dividen 20 Saat Bursa Masih Fluktuatif


Rabu, 24 September 2025 / 18:57 WIB
Pilah-pilih Saham Emiten High Dividen 20 Saat Bursa Masih Fluktuatif
ILUSTRASI. Mengincar pembagian dividen dari emiten dinilai menjadi strategi yang ampuh dalam menjaga portofolio di tengah fluktuasi pasar saham saat ini.KONTAN/Cheppy A. Muchlis/22/09/2025


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Mengincar pembagian dividen dari emiten dinilai menjadi strategi yang ampuh dalam menjaga portofolio di tengah fluktuasi pasar saham saat ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (24/9/2025) naik 0,02% ke 8.126 di akhir perdagangan. Sejak awal tahun, IHSG sudah naik 14,78% year to date (YTD).

Sayangnya, kenaikan IHSG diiringi dengan masih tingginya arus keluar dana asing dan pelemahan rupiah.

Pada Rabu (24/9/2025), dana asing keluar Rp 524,98 miliar di seluruh pasar. Sementara, di pasar reguler, aliran dana asing keluar Rp 714,89 miliar.

Sejak awal tahun, aliran dana asing sudah keluar Rp 44,30 triliun di pasar reguler dan Rp 52,68 triliun di seluruh pasar.

Baca Juga: Astra Agro Lestari (AALI) Akan Bagi Dividen Interim Rp 236 Miliar, Cek Jadwalnya

Sementara, rupiah di pasar spot menguat 0,02% ke Rp 16.680 per dolar Amerika Serikat (AS). Namun, rupiah Jisdor melemah 0,26% ke Rp 16.680 per dolar AS.

Analis Panin Sekuritas Cliff Nathaniel menjelaskan, dengan kondisi pasar yang belakangan ini cenderung menguat, potensi imbal hasil dari capital gain mungkin terlihat lebih menarik dibandingkan fokus hanya ke strategi dividend hunter. 

Namun, keduanya lebih ke preferensi masing-masing investor. Dividend hunter bisa memberikan aliran imbal hasil yang lebih stabil dan defensif. Namun, perlu kehati-hatian terhadap saham-saham yang terlihat menarik dari sisi yield namun berisiko menjadi dividend trap. 

“Sementara itu, strategi capital gain bisa memberikan upside lebih tinggi saat momentum pasar sedang positif, tapi volatilitas juga lebih besar,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (24/9).

Analis Phillip Sekuritas Helen Vincentia mengatakan, strategi dividend hunter merupakan salah satu langkah yang bisa dipertimbangkan untuk menjaga porsi portofolio di tengah fluktuasi pasar.

Namun, investor tetap harus memerhatikan beberapa hal. Seperti, memilih saham dengan yield dividen yang tinggi dan juga dividen payout ratio (DPR) yang besar.

“Lalu, memilih emiten yang konsisten membagikan dividen setiap tahun dan memilih emiten yang ramai diperdagangkan untuk mencegah dividen trap,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (24/9/2025).

Baca Juga: Dividen Interim ASII Ditunggu Investor, Berapa Besarannya di 2025?

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan, apabila perusahaan pemberi dividen itu memiliki dividend yield yang tinggi atau di atas 5% serta berfundamental yang bagus, tidak ada salahnya mengoleksi saham emiten tersebut secara rutin.

Sementara, apabila perusahaan pemberi dividen tersebut memberikan yield tinggi tanpa fundamental yang bagus, beli menunggangi momentum merupakan strategi yang baik.

“Semua akan kembali kepada seberapa menarik dividen yang diberikan oleh perusahaan, sehingga hal ini yang akan membuat pelaku pasar dan investor dapat memutuskan,” katanya kepada Kontan, Rabu.

Namun, jika investor tidak suka dengan dividend trap, biasanya mereka bakal lebih memilih menunggangi volatilitas kenaikkan pasar seperti yang terjadi saat ini.

Prospek dan Rekomendasi

Indeks High Dividend20 sebenarnya masih lesu. IDXHIDIV20 tercatat terkoreksi 5,11% YTD.

Cliff melihat, penurunan Indeks IDXHDIV20 sejak awal tahun dipengaruhi oleh penurunan emiten-emiten perbankan di tengah kondisi likuiditas yang saat ini cenderung lemah, sehingga meningkatkan cost of fund (CoF) perbankan dan menekan net interest margin (NIM). 

Namun, emiten perbankan yang sudah cenderung undervalued ini dapat menjadi peluang bagi investor dalam jangka panjang baik.

”Dari segi dividen, bank Himbara juga memiliki potensi payout yang masih relatif tinggi tahun ini pasca pembentukan Danantara,” katanya.

Melansir RTI, dividen payout ratio BBRI sebesar 99,03%, BMRI 88,69%, dan BBNI 69,11%.

Sedangkan, Helen melihat, penurunan saham perbankan adalah penyebab utama tertekannya IDXHIDIV20. Namun, ini bisa jadi kesempatan bagi investor untuk mengoleksi saham-saham tersebut.

Baca Juga: HEXA Siap Menebar Dividen Tunai Senilai US$ 21,74 Juta

“Untuk investasi jangka panjang, koreksi saham bisa dijadikan momentum untuk akumulasi saham,” ungkapnya.

Menurut Helen, ada beberapa saham yang bagus dikoleksi lantaran rutin membagikan dividen berjumlah menarik. Yaitu, ACES, AKRA, ANTM, ASII, BBRI, BBNI, BMRI, BNGA, ITMG, SIDO, TLKM, dan UNTR.

Rekomendasi beli diberikan untuk TLKM, AKRA, dan ITMG dengan target harga masing-masing Rp 3.550 per saham, Rp 1.870 per saham, dan Rp 24.500 per saham.

Nico mengatakan, investor tak harus mengacu dari konstituen IDXHDIV20 untuk pilah-pilih emiten berdividen menarik. Namun, cara tersebut memang langkah termudah adalah menyisir konstituen indeks tersebut.

Secara umum, sektor perbankan seperti BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI, biasanya memberikan dividen yang rutin dan menarik. Selain itu, ada ASII yang rutin tebar dividen. Sektor komoditas juga dinilai punya dividen yang rutin dan menarik.

Untuk sisanya, investor harus memperhatikan berapa besar dividen yield yang akan diberikan emiten tersebut. Apabila dividen yield emiten itu menarik dan fundamentalnya baik, tak ada salahnya untuk dikoleksi.

“Jangan menutup kemungkinan bahwa saham yang tidak masuk ke dalam HDIV20 berarti dividennya tidak menarik,” ungkapnya.

Nico pun merekomendasikan beli untuk BBCA, BBRI, BBNI, dan BMRI dengan target harga masing-masing Rp 10.750 per saham, Rp 4.600 per saham, Rp 5.000 per saham, dan Rp 5.530 per saham.

Lalu, rekomendasi serupa diberikan untuk ASII, INDF, ACES, dan ADRO dengan target harga masing-masing Rp 5.800 per saham, Rp 9.940 per saham, Rp 590 per saham, dan Rp 2.270 per saham.

Selanjutnya: Merespon Dinamika Pasar Global, BRI Menaikkan Bunga Deposito Valas Jadi 4%

Menarik Dibaca: Apa itu Quiet Covering dalam Dunia Kerja? Sering Dilakukan Gen Z

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×