Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pernyataan Gubernur European Central Bank (ECB) Mario Draghi membuat euro tertekan di hadapan beberapa mata uang utama. Jumat (15/12), pasangan EUR/USD anjlok 0,25% ke level 1,1749. Serupa, EUR/JPY terkikis tipis 0,05% menjadi 132,30. Hanya pairing EUR/GBP yang melonjak 0,58% ke posisi 0,88208.
Padahal posisi euro sempat perkasa lantaran Draghi mengumumkan proyeksi pertumbuhan dan inflasi kawasan Eropa tahun depan akan lebih tinggi. Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Eropa diperkirakan akan naik dari 1,8% menjadi 2,3%. Sedangkan tingkat inflasi diprediksi bisa mencapai 1,4%.
Tapi euro kemudian tertekan setelah Draghi menegaskan akan tetap melakukan tapering hingga waktu yang tidak ditentukan. Apalagi, surplus neraca perdagangan Eropa di Oktober 2017 turun menjadi 19 miliar. Angka ini jauh di bawah perkiraan pasar yang memprediksi surplus mencapai 24,4 miliar.
Sentimen negatif yang menaungi euro di akhir pekan membuatnya tertunduk di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Greenback juga menguat lantaran The Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin jadi 1,5%–1,75% pekan lalu.
Research & Analyst Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto mengatakan, pelaku pasar melihat ECB terlalu berhati-hati. "Pasar jadi pesimistis setelah melihat sikap ECB yang mempertahankan stimulus, padahal proyeksi pertumbuhan tahun depan optimistis," kata dia.
Meski begitu, dollar AS masih bisa melemah lagi. Sebab, ada potensi perpecahan suara pada voting RUU Pajak AS, setelah kemenangan Partai Demokrat saat pemilihan senator Alabama.
Data ekonomi Jepang yang positif juga berhasil membawa yen unggul. Bank of Japan (BoJ) merilis Indeks Manufaktur Besar di kuartal IV-2017 berada di level 25. Ini lebih tinggi dari perkiraan pelaku pasar yang hanya 24.
BoJ mengatakan, dalam survei kepada perusahaan besar tersebut terlihat adanya sinyal perbaikan ekonomi. Tingkat indeks tersebut bahkan jadi yang tertinggi dalam 11 tahun terakhir. "Pertumbuhan ekonomi Jepang membawa sentimen positif bagi yen meski belum signifikan," jelas Analis Astronacci International Anthonius Edyson.
Dia memprediksi, di pekan ini EUR/JPY masih berpotensi terkoreksi. Hal ini sesuai siklus bearish pasangan ini.
Euro hanya unggul terhadap poundsterling. Tekanan pada GBP muncul setelah proses negosiasi Brexit tahap dua dimulai. Perdana Menteri Theresa May dinilai tidak mampu menyakinkan masyarakat dan parlemen terkait proses negosiasi Brexit.
Namun, Analis SoeGee Futures Nizar Hilmy bilang, pergerakan EUR/GBP sedang dalam fase penyesuaian ulang. Tren bullish tetap menaungi euro karena gejolak politik di Eropa cenderung sepi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News