Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) menyatakan kesiapannya melakukan akuisisi sejumlah perusahaan penyedia menara telekomunikasi di tahun 2019. Namun, Wakil Direktur Utama Sarana Menara Nusantara Adam Gifari mengatakan, akuisisi itu tergantung pada penawaran yang masuk ke TOWR.
“Belum ada untuk saat ini, karena kami kan bukan pemiliknya jadi kami tidak tahu. Mereka yang memulai prosesnya duluan, kami hanya partisipan,” kata Adam kepada Kontan.co.id di sela-sela acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2019, beberapa waktu lalu.
Adam bilang, selama ini Sarana Menara Nusantara selalu terbuka pada perusahaan lain yang menawarkan diri atau memulai proses akuisisi terlebih dahulu. Setelah itu baru kemudian proses dilanjutkan ke tahap selanjutnya, yakni penelaahan jumlah kepemilikan aset khususnya menara telekomunikasi yang dimiliki perusahaan tersebut.
Asal tahu saja, tahun lalu emiten menara telekomunikasi yang tergabung dalam Grup Djarum ini getol melakukan akusisi perusahaan menara telekomunikasi. Tercatat Sarana Menara Nusantara telah mengakuisisi PT Komet Infra Nusantara (KIN) yang merupakan anak perusahaan PT Nusantara Infrastructure Tbk (META). senilai Rp 1,4 triliun.
Kini 100% saham KIN dimiliki PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo). Protelindo merupakan anak usaha yang 99,99% sahamnya dimiliki Sarana Menara Nusantara.
Diketahui, KIN mengoperasikan sekitar 1.400 menara telekomunikasi yang separuhnya berada di luar Pulau Jawa. Hal tersebut tentunya semakin memperkuat jaringan Sarana Menara Nusantara yang kini unggul dengan jumlah menara.
Adam menyebut, jumlah menara telekomunikasi yang dimiliki Sarana Menara Nusantara saat ini mencapai 17.000 unit yang mendukung sekitar 28.000 titik sewa di seluruh Indonesia.
Dari keseluruhan titik sewa tersebut 32% diantaranya telah dikontrak PT XL Axiata Tbk. Operator telekomunikasi yang melantai di bursa dengan ticker EXCL itu merupakan kontributor terbesar pendapatan Sarana Menara Nusantara. “Sekarang revenue kami yang paling besar itu dari XL Axiata, disusul PT Hutchtison Indonesia (Tri), dan PT Telkomesel,” ungkap dia.
Namun, ketika ditanya mengenai berapa besar nilai kontrak dari tiga operator tersebut, Adam enggan memberikan keterangan lebih lanjut. Yang jelas kontrak tersebut rata–rata berlangsung selama 10 tahun. “Sudah ada common understanding diantara kami, intinya kami tumbuh bersama,” kata dia.
Jumlah menara telekomunikasi itu kemungkinan akan bertambah. Pasalnya Sarana Menara Nusantara berencana menambah sekitar 2.000-3.000 titik sewa menara telekomunikasi di seluruh Indonesia pada tahun 2019 melalui ekspansi organik.
Selain itu, penambahan titik sewa itu juga didukung oleh jaringan serat optik (fiber optic) yang akan dibentangkan sepanjang 16.000 km untuk menunjang operasional seluruh menara telekomunikasi yang jumlahnya ikut bertambah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News