CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.477.000   -5.000   -0,34%
  • USD/IDR 15.827   12,00   0,08%
  • IDX 7.309   -13,32   -0,18%
  • KOMPAS100 1.117   -3,07   -0,27%
  • LQ45 886   1,94   0,22%
  • ISSI 221   -0,98   -0,44%
  • IDX30 454   1,22   0,27%
  • IDXHIDIV20 546   0,97   0,18%
  • IDX80 128   -0,26   -0,20%
  • IDXV30 137   0,10   0,08%
  • IDXQ30 151   0,09   0,06%

Pertumbuhan Ekonomi Jadi Kunci Menjaga Volatilitas Nilai Tukar Rupiah


Senin, 11 November 2024 / 19:31 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Jadi Kunci Menjaga Volatilitas Nilai Tukar Rupiah
ILUSTRASI. Sempat menguat setelah Federal Reserve memangkas suku bunga pada pekan lalu, rupiah kembali melemah 0,11% ke Rp 15.690 per dolar AS.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volatilitas rupiah masih cukup terasa. Usai menguat setelah Federal Reserve memangkas suku bunga pada akhir pekan kemarin, rupiah kembali melemah 0,11% pada awal pekan ini ke Rp 15.690 per dolar Amerika Serikat (AS). Volatilitas pergerakan rupiah akan dipengaruhi stabilitas pertumbuhan ekonomi.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menilai, rupiah bergerak volatile. Tetapi pergerakan rupiah masih akan tergantung pada perkembangan kebijakan The Fed dan Bank Indonesia (BI) di kuartal I 2025.

"Di samping itu, pertumbuhan ekonomi akan mengambil peran penting bagi nilai tukar," kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Senin (11/11).

Menurut Sutopo, ketidakpastian ekonomi global, termasuk pertumbuhan ekonomi yang melambat di negara-negara mitra dagang utama seperti AS dan China mempengaruhi nilai tukar rupiah. Tak ketinggalan, harga komoditas yang juga masih bergejolak.

Baca Juga: Dana Asing Hengkang pada Pekan Pertama November, Awas Tren Outflow Jangka Pendek

Dari dalam negeri, BI memiliki instrumen seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan DHE yang digunakan untuk menjaga stabilitas rupiah. Hanya saja, Sutopo menilai kedua instrumen itu belum terlalu efektif lantaran dinamika perubahan pasar begitu cepat dan banyak faktor yang mempengaruhinya.

Menurut dia, katalis yang dapat mendorong atau setidaknya mempertahankan stabilitas rupiah apabila kebijakan moneter yang pro-stabilitas dari BI, seperti mempertahankan suku bunga yang menarik dapat membantu menjaga stabilitas dan memperkuat rupiah. Selain itu, peningkatan arus modal masuk dari investasi asing langsung dan portofolio investasi dapat meningkatkan permintaan terhadap rupiah.

Kemudian, pertumbuhan ekonomi yang stabil dan kuat di Indonesia juga dapat meningkatkan kepercayaan investor dan mendukung penguatan rupiah. Selanjutnya, stabilitas politik dan ekonomi, serta implementasi reformasi struktural yang meningkatkan efisiensi ekonomi dan daya saing Indonesia di pasar global.

Terlepas dari banyaknya faktor yang mempengaruhi, Sutopo masih optimistis atas gerak rupiah. Ia memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp 15.500 per dolar AS-Rp 15.700 per dolar AS hingga kuartal I 2025.

Selanjutnya: Keyakinan Konsumen Menurun pada Oktober 2024, Ekonom Ungkap Penyebabnya

Menarik Dibaca: Daftar Top Film Netflix Hari Ini, Ipar Adalah Maut Posisi Puncak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×