kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Perseteruan dagang AS-China masih membayangi rupiah pekan ini


Jumat, 07 Desember 2018 / 18:18 WIB
Perseteruan dagang AS-China masih membayangi rupiah pekan ini
ILUSTRASI. NILAI TUKAR RUPIAH


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China menjadi sentimen utama yang menggerakkan nilai tukar rupiah sepekan ini. Mengutip Bloomberg, di pasar spot, Jumat (7/12), rupiah menguat 0,28% ke Rp 14.480 per dollar AS. Selama sepekan rupiah tercatat melemah 1,24%.

Sementara, pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah melemah 0,22% ke Rp 14.539 per dollar AS. Dalam sepekan, rupiah tercatat melemah 1,39%.

Analis Monex Investindo Futures, Putu Agus Pransuamitra mengatakan, rupiah sempat menguat di awal pekan karena terpicu kesepakatan AS dan China yang menunda penerapan kenaikan tarif impor hingga Januari 2019.

"Sepakatnya AS dan China menunda penerapan tarif yang baru memberikan sentimen positif pada aset berisiko termasuk mata uang emerging market, rupiah," kata Putu, Jumat (7/12).

Namun, hingga akhir pekan ini penguatan rupiah terkoreksi karena pelaku pasar mulai ragu. Hubungan AS dan China kembali memanas karena munculnya isu penangkapan direktur keuangan perusahaan raksasa telkom China, Huawei di Kanada. "Isu ini memicu ekspektasi AS dan China hubungannya bisa memanas lagi, ini menyebabkan dollar AS jadi buruan dibanding aset berisiko," kata Putu.

Selain itu, proyeksi melambatnya ekonomi global yang semakin santer membuat rupiah berbalik tertekan. Tapi, Putu menilai pelemahan rupiah di akhir pekan ini tidak terlalu dalam karena tertahan data cadangan devisa dalam negeri yang dirilis naik menjadi US$ 117,2 miliar. Cadangan devisa ini naik dibanding periode Oktober yang ada di US$ 115,2 miliar.

Untuk pergerakan rupiah sepekan depan bergantung pada hasil data tenaga kerja AS yang rilis malam nanti. Jika data tenaga kerja AS lebih rendah dari ekspektasi, maka rupiah berpeluang menguat.

Namun, jika data tenaga kerja AS dirilis lebih baik daripada ekspektasi, maka rupiah berpotensi melemah tetapi tidak dalam. Selain itu rupiah berpotensi menguat karena perekonomian AS diindikasikan melambat dalam jangka pendek karena pergerakan yield tenor pendek lebih tinggi daripada yield tenor panjang.

Putu memproyeksikan sepekan depan rupiah berada di rentang Rp 14.280 per dollar AS hingga Rp 14.640 per dollar AS di tengah sentimen dalam negeri yang minim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×