kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Persediaan naik, harga CPO melandai


Jumat, 31 Agustus 2012 / 07:33 WIB
Persediaan naik, harga CPO melandai
ILUSTRASI. Kantor Perdana Menteri (PMO) Brunei Darussalam pada Senin (19/7/2021) menginformasikan bahwa negara tersebut melarang kedatangan penerbangan dari Indonesia.


Reporter: Anna Marie Happy | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Minyak sawit mentah merosot. Penyebabnya, spekulasi kenaikan stok crude palm oil (CPO) di Malaysia, yang merupakan negara produsen terbesar kedua setelah Indonesia, di bulan ini. Itu lantaran ekspor CPO tidak sebanyak stok yang ada.

Kontrak pengiriman CPO untuk November 2012, di bursa berjangka Malaysia, Kamis (30/8), senilai RM 3.020 per ton. Harga itu terpangkas 1,35% dalam sepekan. Namun jika dibandingkan dengan harga di hari sebelumnya, CPO menguat 0,66%.

Persediaan CPO di Malaysia selama Juli 2012 melonjak sebesar 17,6% menjadi dua juta ton. Itu merupakan stok tertinggi selama dua tahun terakhir. “Kenaikan ekspor tidak seiring dengan peningkatan stok CPO,” ujar Pratthames Mallya, analis di AnandRathi Commodities, ke Bloomberg.

Berdasarkan data Intertek, ekspor minyak sawit dari Malaysia meningkat 5,7% menjadi 1,08 juta ton, selama 25 hari pertama di bulan ini. Pengiriman meningkat menjadi 6,6% menjadi 1,05 juta ton pada periode yang sama.

Managing Partner PT Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, berpendapat, harga CPO di kisaran RM 3.000 per ton masih wajar. “Harga CPO menurun, mengikuti pelemahan impor India dan China,” kata dia.

Harga CPO yang turun akibat permintaan yang melemah, menekan kinerja para produsen CPO. Sebut saja Felda Global Ventures Holdings Bhd., perusahaan CPO terbesar ketiga di dunia ini menderita penurunan profit hingga 32,5% dalam kuartal-II 2012 year on year (yoy).

Harga CPO telah luruh 17% dari harga tertingginya selama 13 bulan di level RM 3.628 per ton pada 10 April 2012 lalu. Pada saat yang sama, produksi CPO di Malaysia dan Indonesia sedang masa panen, hingga penumpukan stok tidak bisa dihindari.

Berpotensi naik

Kiswoyo memprediksi, harga CPO berpotensi kembali merangkak. Pasokan kedelai yang berkurang akibat kekeringan di AS, mengakibatkan harga minyak jagung dan minyak kedelai melonjak. Itu membuat jumlah permintaan CPO sebagai komoditas alternatif akan terangkat.

Walau kekeringan di Amerika akan berakhir, namun panen kedelai dan jagung tidak akan segera pulih. "Itu bisa menjadi sentimen pengangkat CPO," ujar Kiswoyo. Analis Philip Futures, Juni Sutikno, memperkirakan, koreksi terhadap CPO berlanjut, dalam nilai terbatas.

Ia memprediksi, harga CPO dalam jangka pendek akan bergerak antara RM 2.975 per ton hingga RM 3.075 per ton. Proyeksi Kiswoyo, sebulan ke depan, CPO antara RM 2.900 hingga RM 3.150 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×