Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terminal 2 (T2) Soekarno Hatta digadang-gadang sebagai tempat mendaratnya maskapai berbiaya murah atau Low Cost Carrier Terminal (LCCT), rupanya belum mampu menjamin keuntungan maskapai murah atau LCC.
Dalam pernyataan resminya kemarin, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengklaim dengan adanya LCCT maskapai bisa memangkas biaya operasional hingga 50%. Namun, Senior Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar membantah hal tersebut.
Sebagai informasi, Passenger Service Charge (PSC) T2 domestik saat ini adalah Rp 85.000, sedangkan T2 Internasional adalah Rp 150.000.
"Biaya operasional maskapai terbesar ada di bahan bakar, porsinya bisa lebih dari 60%. Sedangkan PSC porsinya terhadap biaya operasional mungkin hanya 10%," jelasnya kepada Kontan, Senin (23/7).
Terkait prospek emiten maskapai murah, William memperkirakan PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) akan paling banyak diuntungkan. Sedangkan Citilink yang berada di bawah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), penetrasinya masih di bawah CMPP.
Secara keseluruhan, perpindahan bandara tidak akan berdampak signifikan terhadap kinerja operasional maskapai LCC. Justru perayaan Asian Games bisa jadi momentum bagi maskapai untuk mendongkrak penjualan.
Untuk memanfaatkan sentimen 3 hingga 6 bulan ke depan, CMPP paling terkena dampaknya. Terlebih dengan penambahan penerbangan Asian Games.
"Kita lihat juga di operasionalnya, CMPP yang paling memegang penetrasi," ujarnya.
Sementara itu, Analis Erdikha Sekuritas Okky Jonathan mengungkapkan, dengan perpindahan maskapai murah ke T2, maka biaya operasional emiten LCC bisa berkurang hingga 50%. Trafik penerbangan maskapai murah juga akan meningkat dua kali lipat.
"LCC juga mungkin bisa mendongkrak wisatawan dari mancanegara, apalagi saat ini ada perayaan Asian Games. Hal ini jadi momentum yang pas," ungkap Okky kepada Kontan.
Dengan meningkatnya wisatawan asing yang datang ke Tanah Air, maka kinerja maskapai bisa meningkat. "Seharusnya bisa meningkatkan kinerja emiten penerbangan," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News