kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.946.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.421   -121,00   -0,73%
  • IDX 7.465   -73,12   -0,97%
  • KOMPAS100 1.049   -9,76   -0,92%
  • LQ45 788   -9,08   -1,14%
  • ISSI 253   -2,74   -1,07%
  • IDX30 412   -0,51   -0,12%
  • IDXHIDIV20 470   2,87   0,61%
  • IDX80 118   -1,14   -0,95%
  • IDXV30 123   0,72   0,59%
  • IDXQ30 131   0,68   0,52%

Permintaan Semen di Pasar Domestik Lesu, Simak Rekomendasi Saham INTP


Selasa, 05 Agustus 2025 / 05:00 WIB
Permintaan Semen di Pasar Domestik Lesu, Simak Rekomendasi Saham INTP
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat semen merek Indocement produksi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) di pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Senin (5/8/2024). PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) diproyeksi akan menghadapi sejumlah tantangan di semester II–2025.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) diproyeksi akan menghadapi sejumlah tantangan di semester II–2025.

Pada semester I-2025, INTP membukukan pendapatan Rp 8,03 triliun, turun 1,13% dan laba Rp 494,75 miliar, naik 13,81% secara tahunan pada periode yang sama tahun lalu (YoY). 

INTP mencatat peningkatan profitabilitas di Kuartal II-2025, dengan margin kotor meningkat menjadi 30,1%, dari 28,2% di Kuartal I-2025.

Baca Juga: Solusi Bangun (SMCB) Kebut Pembangunan Dermaga di Tuban

Ini didukung oleh pengendalian biaya yang disiplin dan efisiensi operasional. HPP/ton turun 4,3% secara triwulanan menjadi Rp 626.000 per ton.

Didorong oleh penurunan biaya bahan baku seperti gipsum, batu kapur, pasir silika, dan lainnya, yang menyumbang sekitar 80% dari total penurunan HPP. 

 

Richard Jonathan Halim, Analis Ciptadana Sekuritas Asia mengatakan bahwa manajemen terus memprioritaskan profitabilitas daripada pangsa pasar (29,3%) dan menjunjung tinggi disiplin penetapan harga.

Sekaligus mempertahankan strategi merek kompetitif "perebutan pangsa pasar", yang menyumbang sekitar 20% – 25% dari total penjualan di Semester I-2025.

“Peningkatan efisiensi lebih lanjut diharapkan terjadi seiring pabrik Grobogan yang saat ini tengah meningkatkan kapasitas umpan biomassanya dari 10 ton per jam menjadi 40 ton per jam, dan siap beroperasi penuh pada kuartal keempat 2025,” ujar Richard dalam risetnya 1 Agustus 2025. 

Baca Juga: Begini Strategi Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Pertahankan Pangsa Pasar 29,6%

Meski begitu, Managing Director Research, Samuel Sekuritas Indonesia, Harry Su mengatakan, tantangan yang dihadapi INTP pada semester II adalah permintaan semen di Indonesia yang masih dalam tren penurunan.

Hal ini tak terlepas dari turunnya daya beli,  pertumbuhan ekonomi yang lemah dan meningkatnya jumlah pengangguran. 

Tantangan lainnya adalah melemahnya nilai mata uang rupiah dan suku bunga yang relatif masih di level yang tinggi.

“Tercatat bahwa permintaan semen YTD Juni 2025 di Pulau Jawa masih turun -2.9% YoY dan di luar Pulau Jawa turun -3.2% YoY,” ujar Harry kepada Kontan, Senin (4/8/2025).

Aqil Triyadi, Analis Panin Sekuritas dalam risetnya 9 Juli 2025, menyoroti estimasi dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI) yang menyebut kondisi oversupply semen masih akan terjadi bahkan hingga tahun 2030 mendatang.

Kondisi ini semakin diperburuk dengan persaingan harga yang masih terjadi khususnya pada semen asal China yang masih menurunkan harganya per Juni 2025, meskipun market leader PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan INTP berupaya menaikkan harga di beberapa produk. 

Baca Juga: Kemenperin Tinjau Penerapan Industri Hijau di Pabrik Semen Indonesia

Harry melihat terdapat dua sentimen positif yang akan menstimulus secara positif permintaan semen di Indonesia. Pertama, diskon PPN 100% yang akan mendorong  permintaan properti.

Ia bilang, hal ini akan menjadi katalis positif untuk bag cement segment yang secara profitabitas margin lebih tinggi dibandingkan bug cement. 

Kedua, ekspektasi suku bunga yang lebih rendah, dimana akan menguatkan daya beli masyarakat ke depan, terutama pada pembangunan property.

Ketiga, harga batubara yang dalam tren melemah bakal membawa margin keuntungan yang lebih tinggi, sebagaimana kontribusi energi ke beban pokok pendapatan kurang lebih 70%. 

Sementara Aqil menilai pada semester II – 2025 akan ada sedikit perbaikan penjualan semen domestik yang hanya akan didorong oleh siklus aktivitas konstruksi.

Baca Juga: SMGR Pasok Material dan Jasa Konstruksi untuk Proyek Perumahan Timah Properti

Namun perusahaan semen masih berharap dari kebijakan pemerintah seperti program 3 juta rumah, pembangunan sekolah rakyat, dan proyek infrastruktur lainnya agar dapat menjadi stimulus pada industri semen.

Ismail Fakhri, Analis BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya 14 Juli 2025, melihat upaya efisiensi biaya INTP melalui penggunaan bahan bakar alternatif yang lebih tinggi dapat semakin meningkatkan efisiensi biaya listrik secara keseluruhan.

Hal ini berpotensi memberikan leverage operasional yang positif, mengingat total biaya listrik/batubara mencapai sekitar 33% atau 17% - 21% terhadap pendapatan.

Profil profitabilitas INTP juga tampak relatif lebih baik dibandingkan dengan SMGR, sebagaimana diukur melalui ROIC (return on invested capital)/WACC (Weighted Cost of Capital), menandakan penerapan neraca yang lebih baik di tengah prospek pertumbuhan volume yang kurang menarik. 

Baca Juga: Optimalkan Ekspor Semen, Solusi Bangun (SMCB) Kebut Pembangunan Dermaga di Tuban

Ciptadana Sekuritas memproyeksikan pendapatan INTP pada tahun 2025 sebesar Rp 18,65 triliun dan laba bersih Rp 1,87 triliun. 

Richard merekomendasikan beli INTP dengan target harga Rp 6.100 per saham. Harry Su merekomendasikan beli dengan target harga Rp 7.700 per saham. Sedangkan Aqil merekomendasikan hold INTP dengan target harga Rp 5.500 per saham.  

Adapun, Ismail merekomendasikan beli dengan target harga Rp 6.200 per saham.

Selanjutnya: Saham BMRI Ngebut Usai Ganti Dirut

Menarik Dibaca: Yuk Lihat Jadwal KRL Solo Jogja pada Selasa 5 Agustus 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×